Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya Literasi yang Terancam Punah

20 Januari 2023   00:21 Diperbarui: 28 Januari 2023   00:04 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimanapun bentuk buku nantinya di masa depan, intisari mendapatkan ilmu dan informasi tetap sama: membutuhkan kemampuan membaca dan semangat literasi yang tinggi. Kemampuan dan minat baca akan tetap diperlukan dan dibutuhkan sampai kapan pun, meskipun bentuk fisik dari buku itu akan berubah.

Untuk membentuk masyarakat yang memiliki tingkat literasi yang tinggi butuh kerjasama dari berbagai pihak. Dari pihak pemerintah, perlu diperhatikan ketersediaan buku-buku, bukan hanya buku-buku pembelajaran di sekolah tetapi buku-buku umum yang membuka wawasan masyarakat. Pemerintah juga hendaknya mengapresiasi para penulis di dalam negeri, buka saja untuk berani berkarya tetapi juga dengan memberikan penghargaan yang layak dan sepantasnya.

Sekolah sebagai pihak paling berkepentingan dalam dunia pendidikan mesti memfasilitasi kegiatan-kegiatan belajar yang mendorong minat baca seperti bedah buku-buku menarik, studi kepustakaan dalam pembuatan karya tulis serta pemberian tugas yang menargetkan pembacaan buku tertentu dalam waktu yang telah ditentukan.

Dari pihak masyarakat luas, perlu ada kecintaan terhadap buku. Butuh kesadaran yang lebih untuk membaca buku di waktu-waktu luang. Kenyataannya, masih jarang kita menemukan rumah yang setidak-tidaknya memiliki rak buku. Hal itu tentu sangat berbeda jika kita melihat mayoritas rumah di negara-negara Barat yang kebanyakan memiliki rak buku yang penuh terisi. Masyarakat negara kita mestinya meniru perilaku positif warga negara maju yang tidak membuang-buang waktu luangnya untuk hal-hal yang tak berfaedah seperti berjam-jam menatap layar Hp ataupun bergabung dalam pembicaraan yang tak membangun seperti bergosip.

Jika masyarakat kita sudah memiliki tingkat literasi yang tinggi, tentu kita dapat memiliki harapan yang kuat dan kokoh bahwa di masa depan nanti Indonesia akan mampu bersaing dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Ketika minat membaca semakin menjadi budaya bangsa kita, bukan mustahil Indonesia menjadi negara maju. Putera-puteri terbaiknya dapat berbicara lebih di kancah internasional sebagai peraih hadiah nobel dan gelar-gelar prestisius lainnya. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun