Sang pujangga telah pergi
Mengadu nasib dengan pikirannya
Membelai setiap kekesalan
Bermimpi merelakan zaman yang uzur
Sang pujangga telah pergi
Menyusuri lorong kesunyian
Hanya ditemani indera khayalan
Menerka zaman yang tak berpihak
Sang pujangga telah pergi
Bersama nafsu yang membara
Menahan sakitnya urat kebohongan
Diantara belenggu sang penindas
Sang pujangga telah pergi
Diiringi tangis rasa haru
Do’a-do’ kemenangan yang tak terlihat
Dalam gelapnya ruang kebebasan.
(Puisi ini saya tulis waktu ""WS RENDRA"" Meninggal dunia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H