Mohon tunggu...
Parhorasan Situmorang
Parhorasan Situmorang Mohon Tunggu... Penulis - Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Romo Mangun Tertidur Didongengi Muridnya yang “Jenius”

6 Oktober 2016   10:26 Diperbarui: 7 Oktober 2016   07:12 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yoo, pastilah Mo, namanya tipeks kan basah, kalau dikopi jadi rusak, jadinya seperti jenang.” Goda Bintoro.  "Apa lagi mesin fotokopinya pasti jadi rusak juga Mo, karena pasti nempel di kaca semua Mo, jadinya kan kayak gambar kolam comberan?"

Laa, kok kamu tahu, Bin?” Romo bertanya agak terkejut.

 “Laa wong sebelum ditunjukin ke Romo, Lek Ngatimen sudah nunjukin ke saya kok, Mo.’’

“Oh… begitu to? Jangan-jangan Ngatimen, juga nunjukin sama orang lain juga ya, Bin? Wah malu saya.” 

Ternyata Romo Mangun juga punya rasa malu, gumam Bintoro dalam hati. Tapi Bintoro menganggap kejujuran seorang Romo yang sangat bijaksana.

“Berarti Romo jujur dan apa adanya mengatakan itu.”

 “Lha iyo to.. Iki kok,” Jawab Romo seraya tangannya menepuk-nepuk dada dan terkekeh, “Hehe..”

“Mo.. La gimana, jaman sekarang itu seribu lawan satu je, masalah kejujuran, la wong sekarang banyak pejabat atau bisa dibilang tokoh aja masih tak mau jujur, apa lagi mengakui kekeliruannya. Seolah-olah menganggap Tuhan tak tahu polah tingkahnya, jadi para pejabat merasa tak diperhatikan masalah kesalahan yang ia buat."  

"Yo memang begitu to. La wong sorga sana, Bin, itu sudah dipenuhi para pejabat  yang punya duit jee, la piye? Kamu mau pilih mana? Surga apa neraka?"

 “Wah Romo, saya belum mau pilih-pilih ah, Mo. Itu kata siapa Mo?”

 “Yo saya! Apa kata Embahmu? Hehe..,” kekeh Romo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun