Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuantitas Berkolerasi dengan Kualitas

22 Desember 2021   13:17 Diperbarui: 22 Desember 2021   13:22 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gini lho, itu artinya ada hubungan, ada korelasi antara kuantitas dengan kualitas, kalau kuntitasnya banyak maka kualitasnya akan meningkat..., jadi jelasnya begini, ketika nila itu hanya setitik maka susu sepuluh belanga tidak atau belum rusak, demikian pula kalau nilanya itu seperlima titik maka susu sebelanga itu juga belum rusak...

Oh gitu ya, jadi kalau nilanya banyak maka rusaknya berat, kualitas rusaknya tinggi..., dan kalau susunya banyak maka susunya tidak rusak, kualitasnya masih baik, gitu kan maksudmu..?

Nah itulah dia, harusnya kalau kuantitasnya besar maka kualitasnya juga tinggi

Jadi menurutmu kalau umat muslim di negeri ini banyak maka kualitas umat muslim menjadi baik gitu?

Lah iya lah, coba kita lihat sebuah barang, kalau ada barang yang sangat laku, diminati banyak orang, pastilah barang itu baik, tapi sebaliknya, kalau tidak diminati ya sudah pasti tidak baik, gitu lho kang Udin, ngerti kan sekarang..!?

Ya ya yaa... aku mulai faham, makanya pemerintah mengatur adanya ketentuan untuk bisa mencalonkan diri sebagai presiden itu harus memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold ya..? supaya bisa memilih calon dari koalisi partai yang besar, yang banyak anggotanya, gitu ya..?

Nah itulah.., kini faham kan? Kalau kita hanya memilih dari calon yang sebenarnya hanya mewakili sedikit orang, maka belum tentu kualitasnya bagus kan?

Ya kalau mas Amat bilang belum tentu, itu jawaban yang gak jelas mas, sebab selalu bisa benar..., seandainya tidak ada calon yang bagus dari partai kecil, jawabanmu benar, tetapi kalau ada calon yang bagus dari partai kecil, jawabanmu juga benar.., sebab kamu bilang belum tentu kan, artinya bisa iya bisa tidak, hahahahahaaa...

Ya gimana lagi, hidup itu kan tiga dimensi, bukan sekedar hitam dan putih

Tapi gini mas Amat, kalau sekarang saya balik, seandainya dengan aturan ambang batas pencalonan presiden yang tinggi itu maka hanya akan ada sedikit jumlah calon yang akan bisa kita pilih, bandingkan dengan aturan tanpa ambang batas, maka akan ada calon yang banyak yang bisa kita pilih, bagus mana kalau dikaitkan dengan teorimu tadi tentang kuantitas berkorelasi dengan kualitas, hayo...?

Ya gini saja, untuk mendapatkan calon yang baik mestinya pakai aturan ambang batas, tapi kalau ingin mendapat calon presiden yang baik, ya harus banyak calon presidennya..., caranya supaya calon presiden bisa ada banyak, ya gak usah pakai aturan ambang batas..., wah kok jadi bingung sendiri saya ya, hehehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun