Mohon tunggu...
Parents Happy Channel
Parents Happy Channel Mohon Tunggu... Guru - share about Life Energy, Parenting, Character Building, Public Speaking, Travelling, Counseling, Ethic, Hobby, and everything

i am a wife and mommy of my daughter, also as a mom for my students at school and sunday school. i work as a trainer, teacher, coach, facilitator, and public speaker. I am a blogger too. My everyday activity before sleep is editing my daughter's video for her Youtube Channel ; "OFIR HAPPY CHANNEL". (Please subscribe friends) something need discuss? Please do not hesitate to contact my email address "ms.rintansari@gmail.com" . Thank you

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sulitkah Anak Berkata Tolong, Terima Kasih, dan Maaf dalam Kesehariannya?

7 Desember 2019   11:26 Diperbarui: 7 Desember 2019   23:45 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hi Parents, saya masih tertarik untuk membahas tentang Tata Krama yang bisa diaplikasikan secara mudah buat anak-anak kita.

Karena dengan penerapan tata krama dalam kehidupan sehari-hari, anak akan belajar mengendalikan dirinya dalam berprilaku, bertuturkata serta memberi dampak pada lingkungannya.

Pernahkah kita memperhatikan bagaimana anak-anak dalam pergaulannya berbicara pada orang lain yang seumuran dengannya ataupun kepada yang lebih tua? Jika kita perhatikan, ada anak yang berbicara dengan santun ada juga anak yang berbicara asal terucap saja tanpa memperhatokan kepada siapa dia berbicara.

Kita sadari atau tidak, kebiasaan anak dalam berbicara dan bergaul dipengaruhi oleh apa yang dia lihat dan dengar setiap hari. Baik melalui tontonan, percakapan ditengah keluarga, cara orangtuanya memperlakukannya, meniru apa yang salah tanpa dia tidak pahami bahwa itu salah. Berarti semua berawal dari teladan apa yang diberikan kepada anak kita sejak dia terlahir didunia ini.

Teladan yang bisa ditunjukkan pada anak sejak terlahir di dunia ini adalah apa yang diucapkan dan dilakukan orangtua kepada anaknya. Dan jika terus dilakukan akan membuat kebiasaan baik yang melekat pada diri anak dan akan berdampak positif saat anak masuk ke dunia sosial.

Contohnya adalah kebiasaan untuk menggunakan kata Tolong, Maaf dan Terima kasih secara tepat.

1. Kata ajaib "Tolong"
Ketika anak hendak meminta diambilkan sesuatu, mintalah anak untuk menggunakan kata tolong dengan intonasi yang menurun. Contoh : "Mama, tolong ambilkan itu"

2. Kata ajaib "Terima kasih"
Ketika anak mendapatkan sesuatu pemberian, menerima pertolongan, bantuan ataupun kebaikan hati orang lain, mintalah anak untuk mengucapkan terima kasih dengan ekspresi senyum yang terbuka.

3. Kata ajaib "Maaf"
Ketika anak melakukan kesalahan, meskipun tidak disengaja, mintalah anak untuk mengucapkan kata maaf dengan ekspresi wajah yang cenderung sedih atau menyesal. Karena kata maaf atas kesalahan yang dilakukan lebih menunjukkan rasa penyesalan atas kesalahan yang dilakukan, serta ajarkan juga rasa tanggung jawab dari kata maafnya tersebut.

Contohnya karena kurang hati-hati, anak kita menyenggol orang lain hingga terjatuh, maka anak kita seharusnya sudah bisa mengatakan maaf dan membantu yang terjatuh.

Kesalahan-kesalahan kecil tersebut akan tetap kecil jika pelaku mengakui, meminta maaf dan bertanggungjawab. Namun, jika tidak ada kata maaf yang terucap, maka kesalahan-kesalahan kecilpun dapat merusak persahabatan.

Tanggungjawab atas kesalahan pun tidak melulu mengenai ganti rugi bila ada kerusakan, tapi termasuk juga kesadaran anak untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Menyampaikan kata maaf juga bisa dilakukan dengan tulisan yang disematkan pada barang pengganti yang rusak atau pada hadiah kecil untuk teman yang sempat terluka perasaannya.

Diharapkan ketika kata ajaib ini telah menjadi kebiasaan baik yang tertanam pada pribadi anak yang akan terus dibawa hingga dewasa.

Tentu saja, anak tidak bisa melakukannya tanpa adanya teladan dari orangtua, jadi kita sebagai orangtua juga perlu mempraktekkannya kepada anak kita.

Kita menggunakan kata tolong, setiap kali kita memberi perintah kepada anak kita.  Kita juga gunakan kata terima kasih atas apapun yang dilakukan atau diberikan anak kita kepada kita.  Kita juga mampu mengatakan maaf pada anak kita saat kita melukai perasaannya lewat ucapan emosional kita, atau saat kita tidak bisa memenuhi keinginannya.

Contohnya, "Rina, tolong ambilkan sendok di laci dapur ya" ; "Terima kasih karena kamu sudah berusaha belajar sehingga kamu bisa naik kelas" ; "Maaf ya nak, liburan kali ini kita akan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah karena keluarga kita sedang membutuhkan uang untuk pengobatan nenek".

Dengan begitu, anak kita tidak akan kesulitan memahami penggunaan kata ajaib tolong, terima kasih dan maaf ini dalam kesehariannya.

Yuk Parents, kita berikan teladan kepada anak dalam penggunaan kata ajaib ini dan dengan sabar kita latih terus anak-anak kita untuk membiasakan penggunaan kata ajaib ini setiap hari.

Salam Happy Parents!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun