Tanggungjawab atas kesalahan pun tidak melulu mengenai ganti rugi bila ada kerusakan, tapi termasuk juga kesadaran anak untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Menyampaikan kata maaf juga bisa dilakukan dengan tulisan yang disematkan pada barang pengganti yang rusak atau pada hadiah kecil untuk teman yang sempat terluka perasaannya.
Diharapkan ketika kata ajaib ini telah menjadi kebiasaan baik yang tertanam pada pribadi anak yang akan terus dibawa hingga dewasa.
Tentu saja, anak tidak bisa melakukannya tanpa adanya teladan dari orangtua, jadi kita sebagai orangtua juga perlu mempraktekkannya kepada anak kita.
Kita menggunakan kata tolong, setiap kali kita memberi perintah kepada anak kita. Â Kita juga gunakan kata terima kasih atas apapun yang dilakukan atau diberikan anak kita kepada kita. Â Kita juga mampu mengatakan maaf pada anak kita saat kita melukai perasaannya lewat ucapan emosional kita, atau saat kita tidak bisa memenuhi keinginannya.
Contohnya, "Rina, tolong ambilkan sendok di laci dapur ya" ; "Terima kasih karena kamu sudah berusaha belajar sehingga kamu bisa naik kelas" ; "Maaf ya nak, liburan kali ini kita akan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah karena keluarga kita sedang membutuhkan uang untuk pengobatan nenek".
Dengan begitu, anak kita tidak akan kesulitan memahami penggunaan kata ajaib tolong, terima kasih dan maaf ini dalam kesehariannya.
Yuk Parents, kita berikan teladan kepada anak dalam penggunaan kata ajaib ini dan dengan sabar kita latih terus anak-anak kita untuk membiasakan penggunaan kata ajaib ini setiap hari.
Salam Happy Parents!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H