Mohon tunggu...
Anggitsari Parendra
Anggitsari Parendra Mohon Tunggu... -

Ketika sesuatu tak terungkapkan oleh lisan, menulis adalah pilihan yang menyenangkan :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jelang UN Belajar di Trotoar Akibat Sengketa Tanah Sekolah

10 April 2012   14:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_181138" align="aligncenter" width="300" caption="Aktivitas belajar mengajar di trotoar yang dimuat oleh surat kabar lokal Kedaulatan Rakyat"][/caption] Suasana belajar yang tenang dan tentram sudah seharusnya dimiliki oleh mereka yang sedang berkonsentrasi untuk mempersiapkan Ujian Nasional. Namun tidak demikian yang dialami oleh siswa-siswi SMA 17 Yogyakarta. Sebuah SMA swasta yang sedang terlibat konflik sengketa tanah sekolah antara ahli waris dengan yayasan. Sabtu, 7 April 2012 saat para siswa masuk ke sekolah, ruangan kelas tempat  belajar mereka sudah kosong. Ratusan meja kursi sudah hilang yang diduga telah diangkut oleh orang suruhan ahli waris. Salah seorang warga menuturkan hari jumat sore-malam sekelompok orang-orang tegap saya lihat membawa truk. Dan sabtu pagi ternyata kursi dan meja sekolah hilang serta papan nama SMA 17 yang terbuat dari batu bata dan cor sudah hancur. Tidak adanya fasilitas belajar mengajar tersebut membuat para siswa dan guru pada hari itu dengan terpaksa menggelar tikar di depan sekolah mereka untuk tetap dapat melangsungkan kegiatan belajar mengajar. Meskipun suasana belajar sangat tidak nyaman namun kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan dan siswa-siswi tersebut tetap berusaha berkonsentrasi untuk belajar karena Ujian Nasional tinggal sepekan lagi. [caption id="attachment_181146" align="aligncenter" width="300" caption="Beberapa siswa ada yang belajar di lobi sekolah, meski dengan lesehan juga. (Harian Jogja)"]

13340657221347117983
13340657221347117983
[/caption] Ironisnya lagi, bukan hanya meja kursi untuk belajar yang hilang, namun juga dokumen-dokumen untuk keperluan Ujian Nasional seperti jadwal ujian, daftar peserta ujian, serta foto yang disimpan di ruang guru sudah tidak ada lagi. Sementara beberapa dokumen lain ditemukan berserakan di ruangan. Suasana belajar yang begitu meresahkan para siswa tersebut sebenarnya sudah terjadi cukup lama. Sejak awal maret SMA 17 dijaga oleh puluhan orang tidak dikenal selama 24 jam. Tidak hanya berjaga di lingkungan sekolah saja, orang-orang tidak dikenal ini juga memasang pagar seng dan bambu di sekeliling sekolah. Sehingga sejak itu para siswa belajar di sekolah yang sekelilingnya ditutup dengan seng dan bambu, tempat belajar yang sangat tidak nyaman untuk belajar. Saat ini Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyiapkan lokasi belajar untuk siswa SMA 17. Berdasarkan berita yang saya baca di Harian Jogja pemindahan proses belajar mengajar SMA 17 ke tempat yang telah diupayakan pemkot Jogja akan dilakukan sebelum memasuki pekan Ujian Nasional. Lokasi sementara tetap menggunakan fasilitas Pemkot, meski ada juga tawaran dari Gubernur DIY untuk menggunakan Sasono Hinggil dan Youth Center.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun