Mohon tunggu...
Pare Learner
Pare Learner Mohon Tunggu... -

While I know myself as a creation of God, I am also obligated to realize and remember that everyone else and everything else are also God's creation.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kampung Inggris, Kampung Impian Buah Pena dari Seorang Sahabat

25 Oktober 2012   06:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:25 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan pejuang namanya jika mudah menyerah, aku tetap mengutarakan keinginanku kepada kedua orangtuaku sembari berkata,’’Abi,aku punya sedikit tabungan untuk berangkat kesana. Seketika itu ummiku menyahut, ’’emangnya cukup uang tabunganmu buat kursus disana,nak? kalo kurang gimana? perlahan-lahan semangatku pun mulai goyah, rasanya pupus sudah harapanku untuk menginjakan kaki ke kampung inggris. Setelah tertegun beberapa waktu akhirnya dengan mantap aku sampaikan kepada kedua orangtuaku bahwa aku akan tetap berangkat ke Pare, seandainya jika uang yang kumiliki ini kurang,maka disana aku masih memiliki zat yang bisa kumintai pertolongan yakni Allah SWT. Ya, aku masih punya Allah disana. Bukankah Allah yang ada di Sumatra sama dengan Allah yang ada di Pare? Dengan bermodalkan keyakinan yang disertai restu dari orang tua akhirnya aku tetapkan langkah menuju kampung inggris.

Akhir Juni 2012 aku mulai meluncur menuju sekolahku di Jawa Barat. Setibanya disana akhirnya cobaan datang lagi, rekan-rekanku yang di awal perencanaan berjumlah 9 orang ternyata banyak yang batal berangkat, yang tersisa hanya 3 orang saja. Itu pun harus menunggu sampai satu minggu kemudian. Dengan perasaan sedikit kecewa akhirnya aku menunggu rekanku hingga satu minggu. Pada akhirnya waktu yang dinantikan pun tiba, tanggal 7 Juli 2012 aku kembali menanyakan prihal keberangkatan kami. Tapi sayang seribu sayang, kembali aku harus menelan pil kekecewaan, satu diantara  dua orang rekanku batal berangkat bersama ke Pare dikarenakan satu alasan yang memang layak untuk ditolerir. Tinggalah dua orang yang akhirnya tetap berangkat ke kampung inggris Pare-Kediri.

8 juli 2012 kami berangkat dari stasiun Pasar Senen menuju stasiun Kediri dengan menggunakan kereta Senja singosari. 9 Juli 2012 sampailah kami di stasiun Kediri, dan langsung melanjutkan perjalanan menuju desa Tulungrejo,Pare-Kediri dengan menggunakan angkutan bermerk P.

Perjalanan pun tidak semulus yang diinginkan, karena kepolosan wajah kami akhirnya kami diturunkan di Tugu Garuda, yang artinya tujuan kami masih belum sampai pada tempat yang dituju. Akhirnya kami harus melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki, untuk orang yang membawa koper cukup besar perjalanan dari Tugu Garuda menuju Tulungrejo cukup membuat keringat bercucuran. Untungnya saya sudah mempunyai seorang kenalan disana, meskipun belum pernah bertemu secara langsung, tapi nomor handphone yang saya miliki sudah lebih dari cukup.

Malam itu kami belum bisa langsung mendaftar, karena para officer sudah pulang dan tentu jam kantor pun sudah berakhir. Untungnya Mr.Jewel seorang kenalanku itu memperbolehkan kami untuk menginap di office. Keesokan harinya pun kami mendaftar di lembaga kursus Global English dan ditempatkan di camp yang penuh kenangan yakni Saigon Boarding House.

Hari-hari kami lewati dengan ceria di bumi  yang “baru” ini, berbagai kisah indah pun terukir disini. Mulai dari hangatnya persaudaraan di Saigon yang sampai hari ini masih tetap terjalin kuat, hingga serunya pelajaran di kelas. Dan tak kalah dahsyat juga kenangan Modus forTOEFL, Meskipun sejatinya aku tidak terlibat dalam program yang terakhir ini,melainkan hanya sebatas pengamat setia saja, karena hari-hariku padat dengan program.^_^

Kedatanganku ke Pare pada periode itu dengan memasang target utama yakni Speaking. Karena menurut pandanganku ribuan kosa kata yang tersimpan rapi di memori otak akan kurang berarti jika tidak di praktekan secara lisan. Bahkan seiring berjalannya waktu ia akan hilang sedikit demi sedikit.

Tanggal 7 Agustus 2012 adalah akhir periodeku menuntut ilmu di kampung inggris, berbagai kenangan  indah telah terukir disana. Bahkan setengah dari ibadah puasa ramadhan ku pun dihabiskan ditempat ini. Meskipun harus ku akui kualitas ibadahku sedikit menurun, tapi puasa tidak pernah ku jadikan alasan untuk tidak semangat dalam menuntut ilmu. Jika di zaman Rasulullah mereka mengangkat senjata ketika ramadhan,begitupun pada detik-detik menjelang kemerdekaan RI juga terjadi pada saat bulan suci ramadhan. Lantas kenapa kita yang berada pada kedamaian tidak mampu hanya sekedar mengangkat sebatang pulpen, ataupun tak kuasa sekedar memerangi rasa kantuk pada saat jam belajar. sungguh benar-benar  Ramadhan yang indah.:-)

Sebelum hengkang dari kampung inggris, sejenak aku memanjatkan do’a dengan harapan suatu saat aku bisa kembali lagi ke kampung inggris guna menuntut ilmu lagi disana. Sebagaimana yang pernah aku baca bahwasanya ada dua hal yang ketika manusia sudah terebak didalamnya maka dia tidak akan pernah puas dengannya yakni Ilmu dan harta.

Setelah beberapa bulan kaki ku beranjak dari kampung inggris tercinta, ternyata Allah masih mentaqdirkanku untuk kembali lagi ketempat ini. Dengan segala kelemahan dan keterbatasan yang aku miliki aku mencoba untuk memberanikan diri mengikuti seleksi program Teaching Clinic yang diadakan oleh Global English , aku menaruh harapan besar terhadap program ini. Sebagai seorang pemuda yang memiliki semangat juang yang tinggi guna berbakti pada Agama,Negara dan keluarga tentu aku harus memilik skill/kemampuan yang dapat menunjang cita-citaku itu. Dan aku memilih dengan bahasa inggrislah aku akan mengabdi kepada ketiga komponen terbesar dalam hidupku itu,yakni Agama,Negara dan Keluarga.Tentunya disamping itu aku akan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah ditularkan oleh para guru-guruku. Sholat lima waktuku,sholat sunnahku, serta semua amalan-amalan yang pernah diajarkan kepadaku. English Yes,Religion Always! Seperti kata-kata yang sering kudengar dari guru-guruku “Berjihad tidak selalu dengan mengangkat senjata, dengan belajar karena Allah pun sudah termasuk Jihad.

Di Global English aku beruntung dipertemukan Allah dengan Mr.Agus, seseorang Manajer  yang banyak membimbingku, menasehatiku, serta mengajariku bagaimana membuat perencanaan hidup yang matang.Di tempat yang sama meski dengan waktu yang berbeda aku juga dipertemukan dengan Mr.Toto seorang direktur muda yang banyak mengarahkanku dalam menentukan pilihan hidup yang tentunya tidak pernah terlepas dari koridor islam. Tak lupa pula para pemuda hebat yang dengan segudang pengalamannya, tak jarang kami menghabiskan waktu bersama mendiskusikan segala hal yang tentunya berguna untuk kehidupan dimasa yang akan datang,diantara pemuda-pemuda hebat itu yakni ada Mr.Bojeng, Mr.Rey, Mr.Nando dan lain-lain.Bang Irawan seorang pemuda enerjik yang sedang melanjutkan kuliahnya sembari menjadi imam di salah satu masjid di kampung inggris.Berangkat dari beberapa pertemuan dengan merekalah Sehingga aku tertarik untuk mendokumentasikan hikayat perjalananku menapaki hidup di kampung inggris ini, serta melalui secarik kertas ini pula aku mencoba menuliskan beberapa targetku jika seandainya Allah mengizinkanku untuk tetap berada di kampung inggris ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun