Walau sudah paham soal aturan main itu, Refly nyatanya tetap teguh pada pendiriannya sebagai akademisi yang kebetulan diminta bergabung dengan pihak penguasa. Refly tetap mempercayai bahwa seorang akademisi boleh saja salah, tetapi dilarang untuk berbohong.
Akademisi yang baik akan mengakui kesalahannya jika pendapat maupun pengetahuannya ternyata keliru. Sebaliknya, politisi dilarang berbohong walaupun pendapat dan pengetahuannya sudah terbukti keliru. Di situlah letak perbedaan tajam antara akademisi dan politisi. Itulah pelajaran kedua yang mungkin bisa dipetik dari petualangan Refly.
Menjadi netral itu sungguh tidak mudah, hanya akademisi tulen yang mampu melakoninya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H