Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Memetik Pelajaran dari Pencopotan Refly Harun

6 September 2018   12:30 Diperbarui: 6 September 2018   16:07 3134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refly Harun (Kompas.com)

Walau sudah paham soal aturan main itu, Refly nyatanya tetap teguh pada pendiriannya sebagai akademisi yang kebetulan diminta bergabung dengan pihak penguasa. Refly tetap mempercayai bahwa seorang akademisi boleh saja salah, tetapi dilarang untuk berbohong.

Akademisi yang baik akan mengakui kesalahannya jika pendapat maupun pengetahuannya ternyata keliru. Sebaliknya, politisi dilarang berbohong walaupun pendapat dan pengetahuannya sudah terbukti keliru. Di situlah letak perbedaan tajam antara akademisi dan politisi. Itulah pelajaran kedua yang mungkin bisa dipetik dari petualangan Refly.

Menjadi netral itu sungguh tidak mudah, hanya akademisi tulen yang mampu melakoninya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun