Pertama, menjadi antitesa prediksi itu dengan meruntuhkan asumsi bahwa modal logistik uang bukanlah segalanya, walau segalanya tentu saja membutuhkan uang. Kedua, melipatgandakan modal logistik untuk melampaui kemampuan finansial dan jaringan yang telah diraih caleg incumbent.
Tanpa bermaksud "mengukur kantong" para caleg baru, pilihan yang paling masuk akal saat ini adalah menjadi antitesa teori modal Rp 700 juta itu. Itu artinya para caleg baru terpaksa harus mencari jalan unik dan menarik agar suara pemilih tidak lagi berbondong-bondong ke caleg incumbent. Memang sulit, apalagi di tengah apatisme dan pragmatisme masyarakat saat ini yang sudah terlanjur mendewakan kekuasaan uang.
Kalau begitu, dibutuhkan Rp 700 juta untuk mengamankan satu kursi DPRD Tobasa, apakah mitos atau fakta? Temukan jawabannya pada April 2019 mendatang.
Horas....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI