Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Nikson Nababan, Mantan Wartawan Pengabdi Kampung Halaman

23 Mei 2018   00:01 Diperbarui: 23 Mei 2018   00:35 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye Akbar Nikson-Sarlandy (Twitter/@NiksonNababan)

Menjadi seorang bupati di tanah kelahirannya sendiri sama sekali tidak pernah terbayangkan oleh Nikson Nababan. Tetapi soal kepemimpinan, ia sejak muda sudah memiliki talenta itu. Barangkali talenta kepemimpinan itulah yang kemudian membawanya ke pucuk kekuasaan di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Nikson melewati masa-masa kecilnya di Siborongborong, sebuah kecamatan di dekat Tarutung, ibukota Taput. Ayah dan ibunya yang mengabdi sebagai guru turut membentuk karakter keteladanan serta kepemimpinan Nikson. Namun bukan berarti dia tak paham soal bagaimana getirnya kehidupan di Tanah Batak, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Kala itu, Kabupaten Tobasa, Kabupaten Samosir, dan Kabupaten Humbang Hasundutan masih berada dalam wilayah Kabupaten Taput, yang diliputi serba kekurangan.

Saking prihatinnya, cap "Tapanuli Peta Kemiskinan" pernah disandang wilayah Taput secara keseluruhan pada 1980-an, setelah koran sore Harian Umum Sinar Harapan menerbitkan laporan tentang wajah Tapanuli yang belum berubah sejak era kolonial hingga orde baru.

Laporan itu pulalah yang menginspirasi terciptanya lagu berjudul "Tapanuli Peta Kemiskinan" yang dibawakan apik oleh Jack Marpaung. (Selengkapnya: Syair Jack Marpaung yang Mengubah Tapanuli).

Nikson merupakan salah seorang putera daerah yang pernah mengalami era "Peta Kemiskinan" itu. Tetapi juga sekaligus dijadikannya sebagai motivasi untuk mengubah kehidupan yang lebih baik. Usai menuntaskan pendidikan SMA di Siborongborong, Nikson kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) Yogyakarta. Selama kuliah di Yogya, kehidupan yang serba kekurangan tidak menjadi soal besar bagi Nikson. Toh, dia sudah terbiasa mengalami hal serupa semasa di kampung halaman.

Petualangan Nikson pun berlanjut di Jakarta, kota yang menjadi impian seluruh perantau dari penjuru negeri. Rupanya, perjuangan di Ibu Kota tak semulus yang dibayangkan. Ketimbang menganggur, Nikson bahkan rela bekerja sebagai sales barang-barang elektronik, keluar-masuk ke sudut-sudut perkampungan di Jakarta.

Kerja keras dan optimisme Nikson akhirnya berbuah manis. Dia akhirnya diterima bekerja sebagai wartawan di Harian Media Indonesia. Di sinilah naluri politik Nikson mulai diasah karena seringnya menjalin komunikasi dengan sejumlah elit politik nasional. Nikson sebetulnya sangat menikmati bekerja di Media Indonesia, tetapi segalanya berubah menyusul krisis moneter 1998. Dia termasuk dalam gelombang pengurangan karyawan.

Terlanjur mencintai dunia jurnalistik, Nikson kemudian bergabung dengan majalah Bona Ni Pinasa, sebuah media massa dengan segmentasi budaya dan kehidupan sosial masyarakat Batak. Di majalah Bona Ni Pinasa, Nikson menempati posisi sebagai Pemimpin Redaksi, sebuah jabatan yang membuka jalan baginya untuk lebih dekat dengan tokoh-tokoh Batak di Jakarta, termasuk para politisi yang banyak berkecimpung di berbagai partai politik.

Dalam waktu singkat, Nikson akhirnya berubah menjadi sosok yang diperhitungkan sebagai tokoh muda Batak di Jakarta. Sedikit keberuntungan, Nikson memiliki abang kandung Sukur Nababan yang ikut menempanya menjadi seorang politisi. Saat ini, Sukur adalah anggota DPR dari PDIP dengan daerah pemilihan Bekasi dan Depok, Jawa Barat.

Membangun Kampung Halaman

Blusukan ke lahan pertanian (Twitter/@NiksonNababan)
Blusukan ke lahan pertanian (Twitter/@NiksonNababan)
Berbekal sederet pengalaman, Nikson selanjutnya ikut bertarung dalam Pilkada Taput 2013 lalu. Tak mudah baginya untuk memenangi Pilkada itu, karena harus berlangsung sebanyak dua putaran oleh banyaknya pasangan calon dan ketatnya perolehan suara. Singkat cerita, Nikson terpilih sebagai Bupati Tapanuli Utara periode 2014-2019 bersama wakilnya Mauliate Simorangkir.

Awal menjabat, Nikson sebetulnya sempat diragukan akan mampu membawa Taput kea rah yang lebih baik. Tetapi fakta berkata lain, Nikson melesat hingga mengundang decak kagum. Contoh sederhana, tidak ada yang menyangka Bandara Internasional Silangit akan beroperasi penuh dan menyandang status internasional pula. Namun itu semua terjadi di era Nikson dengan dukungan penuh dari Presiden Jokowi.

Selama menjabat orang nomor satu di Taput dalam 3,5 tahun ini, Nikson terbukti sukses membawa perubahan bagi wajah "Peta Kemiskinan" Tapanuli. Hal tersebut jelas terlihat di sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, serta infrastruktur. Pungutan uang sekolah dibebaskan, Puskesmas beroperasi 24 jam dan kehadiran dokter spesialis RSUD Tarutung, pemberian pupuk dengan cara membayar paska panen kepada petani, dan membenahi infrastruktur jalan hingga ke pelosok Taput.

Kini, Nikson Nababan ingin melanjutkan pengabdian di kampung halamannya. Bersama Sarlandy Hutabarat, Nikson melaju sebagai calon bupati dan wakil bupati Taput untuk periode 2019-2024, dalam pilkada serentak yang bakal berlangsung pada Juni 2018 nanti. Dengan torehan prestasi selama ini, rasanya melanjutkan Nikson Nababan hingga dua periode adalah sesuatu yang wajib walau penentu kemenangannya tetap berada di tangan rakyat.

Akan tetapi bila melihat sepak terjangnya selama ini, Nikson masih sangat dirindukan masyarakat Taput. Nikson yang mantan wartawan itu masih dibutuhkan untuk melanjutkan pengabdian bagi kampung halaman tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun