Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Mengalah Sedikit Saja, Ferdinand Hutahaean Genggam Komisaris BUMN

15 Maret 2018   01:00 Diperbarui: 15 Maret 2018   01:11 5726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ferdinand Hutahaean (detikcom)

Tetapi takdir berkata lain. Ferdinand kemudian meninggalkan Jokowi hingga bergabung ke Partai Demokrat. Di situlah barangkali momen kurangnya kesabaran Ferdinand. Karena Jokowi dinilainya tidak sesuai janji politik, tanpa beban pula ia memilih hengkang. Cuma saya lupa bertanya, kenapa Ferdinand lebih memilih Demokrat dan bukan ke Gerindra sebagai simbol ketegasan lawan politik Jokowi? Entahlah, yang jelas Ferdinand langsung mendapat tempat di Demokrat hingga dipercaya mendampingi SBY dalam sejumlah kegiatan politik.

Sambil menikmati secangkir kopi, saya juga sempat bertanya alasan SBY menunjuk Hinca Panjaitan sebagai Sekjen menggantikan Ibas. Hinca, sebagaimana penuturan Ferdinand, adalah seorang organisatoris yang mempunyai bakat mengkoordinasikan seluruh organ-organ di tubuh Demokrat. Itulah mengapa Hinca ditunjuk SBY dan atas persetujuan Ibas melepaskan jabatannya.

Poros Jokowi atau Poros SBY

Kehadiran Jokowi di Rapimnas Demokrat juga seolah-olah membuka peluang baru terjalinnya koalisi PDIP-Demokrat. Poros Jokowi yang disebut-sebut sulit mencari tandingannya kian komplit seandainya Demokrat masuk sebagai peserta baru. Namun spekulasi itu sepertinya masih prematur walau peluang tetap ada. Sebab SBY juga konon bersiap membentuk poros baru dengan menggandeng PKB dan PAN. Lagi-lagi, skenario ini pun diragukan sulit terbentuk oleh banyak pihak.

Lantas, bagaimana sikap Ferdinand jika SBY ternyata mengubah haluan dengan mengalihkan dukungan kepada Jokowi dengan syarat menggandeng AHY sebagai cawapres pada Pemilu tahun depan. Mudah saja. Diam atau mundur. 

Diam berarti mendukung pencalonan Jokowi-AHY walau dalam gerakan senyap. Ini adalah konsekuensi sikap Ferdinand yang telah terang-terangan menunjukkan sikap perbedaan politiknya di hadapan Jokowi. Atau pilihan kedua, mundur dari kepengurusan Demokrat sehingga menghilangkan beban politik sekaligus kesan negatif dari publik. Kedua pilihan itulah yang perlu dipertimbangkan secara matang.

Namun, mencermati cuitan-cuitannya di media sosial, Ferdinand sepertinya sangat meyakini bahwa penggabungan poros Jokowi dan poros SBY merupakan sesuatu yang sulit terwujud. Bahkan mustahil. 

Dengan kata lain, Ferdinand akan tetap berada di Demokrat sekaligus mempertahankan posisinya sebagai lawan politik Jokowi. Cuitan Ferdinand menjadi gambaran hampir utuh dari sikap SBY dalam menentukan arah koalisi Demokrat. Rasa-rasanya, AHY justru dipersiapkan SBY menjadi capres penantang Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun