Sebelum menjual data BIN tersebut -- terjual US$ 3.000 dengan penawaran awal US$ 5.000 -- S "berbaik hati" menghubungi namun tidak ditanggapi positif, bahkan dituduh hoaks.
Selain data BIN, S juga mengaku berhasil membobol data Polri (terjual seharga US$ 700) dan Bea Cukai. Juga punya data intelijen TNI AD termasuk data Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tidak dijual, malah diberikan untuk membantu TNI AD karena -- beda dengan institusi pemerintahan lainnya -- menanggapi dengan positif.
Ada yang lebih menarik, yakni latar belakang seorang S yang -- andai memang benar kemampuannya jauh melebihi B yang sudah bikin heboh -- boleh dikatakan berasal dari orang biasa-biasa saja:
-Belajar secara otodidak
-Bukan keluaran universitas, malah hanya lulusan SMP dan jebolan kelas satu SMA karena ketiadaan dana
-Nilai pelajaran Bahasa Inggerisnya buruk ketika SMP, malah sekarang tinggal di luar negeri dengan mengantongi multiple citizenship
Benar-benar biasa-biasa saja, 'kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H