Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Oursource, Outsourcing, Out of the Box

11 Juni 2022   13:41 Diperbarui: 21 Juni 2022   09:50 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seakan sudah jadi tradisi manakala akan Lebaran maka kami akan pontang-panting mencari suntikan dana dari berbagai sumber (biasanya Owner, sih ...) karena harus membayar THR karyawan yang sama artinya membayar gaji dua bulan sekaligus!

Ini perlu jadi perhatian Pemerintah untuk menunjuk OC yang profesional yang sekaligus punya modal besar untuk memastikan tidak terjadi kemacetan pembayaran hak-hak karyawan. Lebih bagus lagi jika Pemerintah sudah memberikan dana talangan di awal kepada OC.

Ketidakpastian Masa Depan?
Sesuai kontrak kerja dengan UC, maka OC membuatkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) bagi kandidat yang lulus seleksi ketika akan memulai bekerja sebagai karyawan OC. Nah, di sinilah karyawan harus teliti membaca klausul yang tertera dalam PKWT tersebut. Sebagai OC yang profesional, di tempat kami, semua hal dicantumkan dengan jelas. Butir demi butir kami pastikan dibaca, diketahui, dan dipahami oleh setiap penandatangan PKWT. Tak lupa satu copy diberikan kepada karyawan.

Karyawan akan bekerja sesuai kontrak. Bisa diperpanjang sesuai kebutuhan UC dan jika karyawan dinilai memenuhi kualifikasi untuk melanjutkan masa kerja berikutnya. Karena ada ketentuan bahwa kontrak hanya diperbolehkan diperpanjang satu kali (atau dua kali?) maka biasanya kami alihkan ke pekerjaan lain dengan UC lain bagi karyawan yang dievaluasi memenuhi persyaratan. Bagi OC, perekrutan karyawan adalah mahal, maka sudah pasti karyawan berkualifikasi akan berupaya untuk dipertahankan. Kalau 'nggak qualified, tentu tidak akan dipertahankan sebagaimana juga berlaku di perusahaan mana pun, 'kan?

Faktanya, kami merekrut banyak orang juga sebagai karyawan tetap di OC kami. Karena bagus -- daripada diambil oleh OC yang lain, kan? -- orang-orang pilihan tersebut kami angkat sebagai karyawan tetap dengan fasilitas memadai sesuai dengan posisinya. Bahkan, lumayan banyak juga yang harus kami relakan saat diminta UC untuk di-hire sebagai karyawan tetap mereka. Berat hati sekaligus bangga, karena itu berarti kami mampu men-develop karyawan kami sesuai dan setingkat dengan kualifikasi UC yang mempekerjakan kami. Tanpa harus menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut, lumayan banyak juga posisi manajerial di UC yang dulunya adalah karyawan kami.  

Demikian juga hendaknya nanti jika Pemerintah menemukan beberapa karyawan OC yang layak dipromosikan menjadi ASN dan atau PPPK, silakan merekrut mereka karena biasanya orang-orang seperti itu adalah loyalis yang sangat bangga pada pekerjaannya. Mudah dimotivasi, 'kan?

Penutup: Perubahan Mental dan Perbaikan Kompetensi
Sebelum makin panjang, maka sampailah kita kepada penutup tuturan. Apa yang aku lakukan sebagai konsultan OC?

'Nggak banyak, karena waktuku juga singkat. Tak lama -- cukup sebulan -- setelah mempelajari "isi perut" OC, maka aku lakukan beberapa perubahan. Yang aku mau sampaikan hanya tiga di antaranya berikut ini:

Pertama, memperbaiki tampilan kantor dan orang-orang yang bekerja di frontline. Yang dulu kusam, semrawut, dan rada kotor segera aku mintakan bantuan office boy dan lainnya untuk memperbaikinya. Tanaman dengan bunga warna-warni, harum, bersih, dan jernih itulah suasana kantor setelah "reformasi". "Pastikan yang datang melamar ke kantor kita ini, baik sebagai calon tenaga kerja maupun calon pemberi kerja langsung berimpresi positif tentang kantor dan kita", demikian yang aku sampaikan berulang-ulang sampai benar-benar terbukti.

Kedua, aku berikan pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka, teknis dan non teknis. Dari pengambilan data, pengolahan data, sampai penyajian data. Bahkan presentasi pun aku latih dengan praktik berulang-ulang. Selain penguasaan materi, juga perbaikan mentalitas yang sangat berat. Itu yang aku akan sampaikan berikutnya sebagai yang ketiga ...

Ketiga, ini yang paling berat. Ada anggapan pada (hampir) semua karyawan pada semua tingkatan bahwa UC itu adalah "raja" dan "dewa" dalam artian pihak yang harus dilayani dengan menuruti segala titahnya dan ditakuti karena mengancam "periuk nasi". Untuk ini, berulang-ulang juga aku sampaikan: "Kawan-kawan, kita diberikan pekerjaan ini oleh mereka karena kita dinilai mampu melakukannya dengan baik, dan sebaliknya karena mereka merasa 'nggak mampu melakukannya. Artinya, kita membantu mereka di ketidakmampuan mereka. Oleh sebab itu, ayo tunjukkan bahwa kita memang lebih mampu daripada mereka untuk pekerjaan ini. Caranya? Tingkatkan kompetensi supaya meningkat pula percaya diri.".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun