Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Oursource, Outsourcing, Out of the Box

11 Juni 2022   13:41 Diperbarui: 21 Juni 2022   09:50 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja dengan outsource adalah pengalaman menarik. Bekerja sebagai outsource ternyata pengalaman yang jauh lebih menarik. Suatu keberuntungan bagiku yang sempat mengalami keduanya, sebagai user company (UC) lalu malah menjadi karyawan di outsourcing company (OC). Di bawah ini aku coba tuturkan selengkap yang aku bisa.

Pemberi Dana, Pemberi Kerja, Pemberi Perintah, dan Pemberi Pengetahuan
Lama juga aku ditugaskan Perusahaan tempatku bekerja untuk bekerja sama dengan salah satu OC yang sudah sangat berpengalaman, bahkan sebelum aku memulai perjalanan hidup sebagai karyawan setamat dari kuliah mereka sudah ada. Punya cabang di hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia.

Sebagai perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) kami memberikan pekerjaan kepada OC berupa tenaga sales promotion girl (SPG) di supermarket (tim promosi yang berada di samping pajangan produk untuk mengenalkan produk kami ke konsumen), motorbike taskforce (salesman yang mendistribusikan produk ke warung-warung kecil dengan mengendarai sepeda motor), sampling team (tim yang mempersiapkan produk dan membagikan secara gratis ke sekolah, pasar, swalayan, dan lain-lain), merchandiser (memajang produk di pelanggan), dan tenaga administratif lainnya.  

Walau tidak memakai seragam resmi sama dengan kami, tenaga kerja OC memakai seragam khusus buat mereka yang mencantumkan merek produk yang menjadi tanggung jawab mereka. Oleh sebab itu, secara tidak langsung mereka juga mewakili perusahaan kami, karena masyarakat tahunya brand tersebut adalah milik perusahaan FMCG kami. Oleh sebab itu pula, kami harus memastikan bahwa mereka bekerja sesuai standar dan ekspektasi kami. Oleh sebab itu pula (ini yang ketiga kali, ya ...) menjadi tanggung jawab kami untuk memberikan training, product knowlede, product briefing, dan penjelasan standar yang penting diketahui oleh konsumen.

Jadi komplitlah, kami sebagai UC menjadi pemberi dana (dengan memberikan budget untuk dikelola oleh OC), pemberi kerja (berupa proyek periodik sesuai kebutuhan dan juga kemampuan OC), pemberi perintah (instruksi kerja yang harus dilakukan OC), dan sekaligus pemberi pengetahuan (pelatihan itu tadi). Dan satu lagi: melakukan evaluasi terhadap kinerja OC yang menentukan apakah kontrak masih layak diperpanjang atau harus digantikan. Dengan posisi istimewa ini, biasanya kami juga sangat diistimewakan bila sedang berkunjung ke lokasi kerja OC. Untungnya kami sudah dibekali code of conduct untuk selalu bersikap profesional kepada OC.

Demikian jugalah nanti jika sudah dilaksanakan, Pemerintah tidak bisa lepas tangan begitu saja, malah harus menjadi pihak yang paling peduli dengan kompetensi dan kualitas kerja pegawai yang sudah dialihdayakan ini karena merekalah yang menjadi "wajah" dan "ujung tombak" Pemerintah yang berinteraksi dengan masyarakat yang dilayani.

Hidup dari Management Fee, Tapi Tidak Memotong Gaji
Mungkin karena dianggap salah seorang yang bersikap baik selama jadi karyawan UC, setelah pensiun aku malah direkrut oleh salah satu OC yang dulu aku supervisi. Jadi konsultan, resminya. Maka mulailah aku pelajari, lalu mengajari (namanya juga konsultan, 'kan?) untuk menjadikannya qualified and competitive. 

Hidup sebagai OC mengandalkan fee yang diberikan oleh UC. Berkisar 6% sampai 12% dari nilai kontrak sesuai jenis pekerjaan, bergantung "kebaikan hati" UC yang cenderung turun dari tahun ke tahun. Kalau gaji, insentif, THR, BPJS, pajak, dan penghasilan lainnya semua ditentukan UC. Juga sistem kerja. OC sekadar memberikan pertimbangan. Di sinilah salah satu letak kesalahpahaman yang mengira OC mengurangi gaji karyawan. Tidak! Malah kalau penghasilan karyawan makin tinggi, maka makin tinggi pulalah management fee yang OC terima secara absolut.  

Semua pengeluaran yang disebutkan di atas yang akan diklaim OC kepada UC setiap bulannya. Yang tidak bisa diklaim ke UC, misalnya sewa kantor, gudang, kendaraan operasional dan gaji manajemen OC itulah yang harus ditutupi oleh management fee yang 6% - 12% tersebut. Oh ya, karena klaim diajukan setelah dilakukan pembayaran ke karyawan (misalnya gaji) maka OC harus punya kemampuan finansial yang sangat cukup untuk menalangi semua pembayaran sebelum diklaim ke UC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun