Montessori meyakini bahwa dalam tahun-tahun awal seorang anak mempunyai apa yang disebut sebagai "sensitive periods", dimana selama masa ini seorang individu mudah menerima stimulus-stimulus tertentu. Adapun masa-masa sensitif anak menurut Montessori, dapat dilihat dari fase usia sebagai berikut:
Pertama, mulai dari kelahiran sampai usia 3 tahun, pikiran anak dapat menyerap pengalaman-pengalaman sensoris.
Kedua, usia 1,5 sampai 3 tahun merupakan fase perkembangan bahasa.
Ketiga, usia 1,5 sampai 4 tahun, koordinasi dan perkembangan otot dan minat pada benda-benda kecil.
Keempat, usia 2 sampai 4 tahun, peneguhan gerakan, minat pada kebenaran dan realitas, dan  menyadari urutan dalam waktu dan ruang.
Kelima, usia 2,5 sampai 6 tahun, peneguhan sensoris.
Keenam, usia 3 sampai 6 tahun, rawan pengaruh orang dewasa.
Ketujuh, usia 3,5 sampai 4,5 tahun, menulis.
Kedelapan, usia 4 sampai 4,5 tahun, kepekaan indera.
Dan kesembilan, 4,5 sampai 5,5 tahun, membaca.
Selain itu, Montessori meyakini bahwa jiwa anak masih belum terbentuk. Dengan pengetahuan yang dimilikinya, orang dewasa dapat membangun pengetahuan-pengetahuan lainnya. Gejala psikis yang memungkinkan anak untuk membangun pengetahuannya itu dikenal dengan konsep absorbent mind. Dengan gejala psikis ini, anak dapat melakukan penyerapan tak sadar terhadap lingkungannya.