Mohon tunggu...
Paras Tuti
Paras Tuti Mohon Tunggu... Guru - Cakrawala Dunia Indonesia-Jepang

Kosong itu penuh. Dan, penuh itu kosong

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Baju Tradisional Kimono dan Titik Erotisnya

17 Maret 2015   14:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:31 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_403551" align="aligncenter" width="490" caption="Penganten ala Shinto. Perhatikan titik erotisnya, pada bagian tengguk"]

1426577537761824408
1426577537761824408
[/caption]

Coba kita tengok bagian tengkuknya. Kerahnya sengaja ditarik, terlihat punggung bersih dan terlihat cantik sekali dengan kolaborasi sanggul yang anggun. Bagian tengkuk inilah titik erotis dan titik cantiknya saat orang berpakaian kimono.

Kemudian coba perhatikan bagian dada, hanya ada persilangan kerah. Dan diikat rapi dengan sabuk besar disebut 帯obi. Semua jenis kimono untuk pengikatnya tidak akan diketemukan 1 buah kancing pun.

Karena posisi perempuan selalu ada di sebelah kiri laki-laki, maka cara pakai kimono dari kanan dililitkan terlebih dulu ke tubuh, kemudian baru yang kiri. Coba bayangkan jika mereka sedang bermesraan. Tangan kanan si laki-laki akan leluasa meraba dada si perempuan dengan tanpa kesulitan sama sekali. Dan begitu diperlukan untuk dibuka, sekali tarik, obi besar nan cantik akan terlepas. Dan inilah satu lagi titik erotisnya.

Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi perkembangan kimono juga mengalami kemajuan. Seorang bertanya pada penulis, apakah kimono jaman dulu itu sama dengan kimono jaman sekarang?

Kalau kita lihat buku-buku yang berisi kumpulan lukisan 浮世絵 ukiyoe (Lukisan yang banyak bergambar wanita cantik dengan memakai kimono) kita akan banyak menemukan wanita-wanita berkimono yang sedang bermesraan. Ya, bisa dibilang buku kumpulan lukisan tersebut termasuk buku porno. Kalau masuk ke Indonesia, penulis yakin sudah dibredel. Dalam buku itu, lukisa alat kelamin  tergambar dengan detail yang jelas. Tetapi lukisan adegan seksnya sangat halus. Tidak bugil telanjang bulat, masih dalam berpakaian kimono lengkap, tetapi bisa tertangkap jelas itu adegan sedang melakukan hubungan seks.

Karena di Jepang buku tersebut bukan termasuk gambar atau buku porno, anak-anak pun melihatnya sebagai apresiasi hasil seni.

Semakin mereka memahami, semakin tidak ada rasa penasaran tentang rasa itu. Sepanjang pengetahuan penulis, mereka lebih bisa mengelola perasaan atau hasrat seks itu, terlihat dari angka pemerkosaan yang rendah. Jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah video yang dijual resmi dan bebas dipasaran. Mungkin juga karena hukum untuk pemerkosaan dan pelecehan seksual sangat berat.

Industri video dan majalah porno di Jepang memang termasuk besar. Si penjual jasa foto model itu apakah tidak merasa malu jika diketahui dia berprofesi sebagai foto model buku atau aktris/ aktor porno? Mereka tidak akan mengenal malu, jika berhubungan dengan semua surat kontrak yang saling tertanda tangani. Maksudnya, karena mereka saling setuju seperti itu, sepanjang tidak timbul konflik antara individu yang tertera di perjanjian. Itu sudah cukup, rasa malu bisa dikesampingkan.

Tulisan ini terwujud untuk pemenuhan rasa penasaran dari seseorang mengenai kimono dan serba serbi nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun