Mohon tunggu...
Gusti Rian Saputra
Gusti Rian Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - "Equality Before The Law" | mari membaca, semangat berkarya, membangun bangsa.

- penuntut ilmu - pecandu temu - penikmat rindu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Khutbah tentang Covid-19

11 Februari 2022   07:38 Diperbarui: 11 Februari 2022   07:46 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


KHUTBAH TENTANG COVID-19

Oleh Gusti Rian Saputra


KHUTBAH KE-1

Pendahuluan

. . .

: . . .

Alhamdulillah wa syukurillah. Bersyukur kita kepada Allah SWT. atas berkat dan rahmat yang Allah berikan, kita masih berkesempatan hadir dan merasakan betapa nikmatnya sidang jum'at pada siang hari ini. Shalawat beserta salam selalu kita sampaikan kepada baginda Agung, Nabi Muhammad SAW. atas perjuangan dan dedikasinya, pada hari ini kita dapat merasakan nikmatnya ber-Islam, ber-Iman dan ber-mua'malah sebagaimana kehendak sang pencipta, Allah SWT. Melalui perantara beliau pula kita dapat menjunjung dan menegakkan Islam sebagaimana Islam harus ditegakkan.

Hadirin sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah diridhai oleh Allah SWT. Melalui kesempatan yang mulia ini, izinkan khotib berwasiat kepada jama'ah pada umumnya dan kepada diri khatib sendiri pada khususnya. Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. dengan sebenar-benarnya takwa. Sebagaimana sederhananya takwa yakni menunaikan segala perintah dan kewajiban dari Allah SWT. dan berupaya sebesar-besarnya untuk meninggalkan segala larangan-larangan-Nya.

Pembahasan

Hadirin sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah diridhai oleh Allah SWT. Beberapa waktu terakhir, kita menyaksikan dan merasakan bersama bagaimana pandemi COVID-19 melanda negara Indonesia dan atau bahkan dunia. Virus tidak kasat mata ini menyerang tanpa pandang orang, tidak pandang jabatan dan tidak pula pandang keturunan tertentu. Melainkan siapa saja yang tidak taat pada aturan mainnya, maka virus ini seolah menyerang tanpa toleransi sedikit pun. Melalui virus ini, kita dapat maknai bahwa Allah SWT. benar-benar menunjukkan kuasanya. Seolah Allah SWT. ingin menyampaikan pesan kepada kita semua bahwa nikmat sehat yang sering kita lupakan merupakan nikmat yang besar dan tidak bisa dibayarkan. Melalui realitas ini pula, Allah SWT. seolah ingin sampaikan kepada kita semua bahwa sakit dan kematian bisa datang kapan saja, tanpa kita sadari, tanpa kita prediksi dan tanpa kita antisipasi. Maka, sudah sebijaknya kita tetap selalu menjaga kesahatan, baik kesehatan raga maupun jiwa sebagai bentuk rasa syukur dan pengingat kita kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 152 yang berbunyi:

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."

Hadirin sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah dirahmati oleh Allah SWT. Ada dua golongan umat dalam memandang pandemi COVID-19. Ada yang memandang bahwa pandemi ini merupakan musibah dan ada pula yang memandang pandemi ini sebagai ujian. Perbedaan yang paling mendasar dari keduanya adalah berkaitan dengan tingkat keimanan seseorang. Seseorang yang memiliki iman yang lemah akan menilai pandemi ini sebagai musibah dan bencana. Sedangkan orang yang beriman akan tegas menilai bahwa pandemi ini adalah ujian. Musibah datang pada orang yang melakukan perbuatan dosa dan kedzholiman. Sebaliknya, ujian datang pada orang yang beriman sebagai bentuk kasih sayang Tuhan kepada hambanya.  

Mari kita renungkan dan maknai pandemi COVID-19 ini dengan sudut pandang yang lebih positif. Kita sebagai mukmin yang taat dan beriman sudah seharusnya menilai bahwa pandemi ini merupakan ujian yang sengaja Allah SWT. turunkan semata-mata ingin melihat sejauh mana kesabaran, kesyukuran dan ikhtiar kita dalam menghadapinya. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi:

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."

Hadirin sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah diridhai oleh Allah SWT. Dalam ayat lain, tepatnya pada ayat 154, Allah SWT. berfirman yang berbunyi:

"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya."

Pada ayat ini Allah SWT. membuka pandangan kita bahwa orang-orang beriman yang meninggal karena memperjuangkan agama Allah SWT. sesungguhnya dia tidaklah mati. Melainkan akan selalu hidup, mulia dan istimewa disisi-Nya. Sama halnya dengan saudara kita sesama Muslim dan atau Muslimah yang meninggal dunia akibat pandemi COVID-19. Apabila dalam prosesnya Dia bersabar dan berikhtiar sedemikian rupa serta bertawakkal seutuhnya kepada Allah SWT. Insya Allah meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Kita doakan pula, semoga saudara kita yang sedang berjuang melawan pandemi ini dengan sungguh-sungguh selalu diberikan kemudahan dan kesabaran dalam menghadapinya, serta mendapatkan pahala yang besar disisi-Nya. Sebagaimana Allah befirman dalam surah al-Baqarah ayat 155 yang berbunyi:

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

Hadirin sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah diridhai oleh Allah SWT. Adapun puncak dari keimanan seseorang yakni ketika ia menghadapi ujian dan atau musibah, maka dengan penuh ketabahan ia menerima segala ketetapan-Nya dengan rasa ikhlas dan tulus dari hati terdalamnya. Ia mengembalikan semuanya kepada Allah SWT. karena ia yakin dan percaya bahwa apapun kehendak dan kebijakan dari Allah SWT. adalah yang terbaik dari segala yang terbaik. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 156 yang berbunyi:

"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."

Penutup

Aquulu qoouli hadza, wastaghfirullaha lii, innahu huwas samii'ul 'alim.

 

KHUTBAH KE-2

Pendahuluan

: :

Allaahumma Shalli'Alaa Muhammad, Wa'alaa Aali Muhammad. Kamaa Shallaita 'Alaa Ibraahiim Wa 'Alaa Aali Ibraahiim. Wabaarik'Alaa Muhammad, Wa'Alaa Aali Muhammad. Kamaa Baarakta'Alaa Ibraahiim, Wa'Alaa Aali Ibraahiim, Fil'Alamiina Innaka Hamiidum Majiid."

Pembahasan

Sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah diridhai oleh Allah SWT.  Berdasarkan pemaparan sebelumnya. Dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang belum kunjung usai ini, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan. Khotib menyingkatnya menjadi 3B (Berupaya, Berdoa dan Bertawakkal). Berikut penjelasan mengenai langkah ideal dalam menghadapi pandemi COVID-19:

1. Berupaya

Allah SWT. tidak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu mengubah dirinya sendiri. Sebagaimana Allah SWt. berfirman dalam surah ar-Ra'd ayat 11 yang berbunyi:

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Adapun bentuk upaya yang bisa kita lakukan yakni menjaga kesehatan baik jiwa maupun raga, peduli dengan lingkungan sekitar dan menaati keputusan terbaik dari pimpinan.

 

2. Berdoa

Salah satu filosofi doa adalah kita berbisik di dunia, tapi suara kita terdengar jelas di singgasana-Nya Berdoa dapat dimaknai sebagai sebuah bentuk obrolan spiritualitas antara seorang hamba dengan Tuhannya. Allah SWT. berfirman dalam surah Gafir ayat 60 yang berbunyi:

"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."

3. Bertawakkal

Puncak keimanan seorang muslim adalah berserah diri secara sepenuhnya kepada Allah SWT. atas segala ketetapan dan kehendak-Nya. Maka sudah sepatutnya apabila Allah SWT. berikan ujian-Nya kepada kita, sabar dan berserah diri adalah upaya terakhir dan upaya puncak yang dapat kita terapkan.

Penutup

Sebelum khutbah singkat ini Khotib akhiri, marilah kita sama-sama memanjatkan doa kepada Allah SWT. sebagai bentuk ketaan dan kerendahan hati kita sebagai seorang hamba.

.

.

.

.

Dengan berakhirnya doa yang barusan kita panjatkan bersama. Maka berakhir pulalah khutbah singkat pada kesempatan kali ini. Semoga apa yang kita harapkan dapat diijabah. Apa yang kita inginkan dapat di wujudkan. Dan apa yang kita butuhkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun