Pada hakikatnya manusia selalu membutuhkan pertolongan dari orang lain. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis manusia sebagai makhluk sosial. Di mana manusia tidak dapat hidup tanpa adanya hubungan interpersonal dengan orang lain.
Selain diidentikkan sebagai makhluk sosial, manusia juga diistilahkan sebagai makhluk yang bertuhan. Di mana gerak-gerik manusia tidak dapat terlepas dari adanya campur tangan Tuhan.
Dalam Islam, konteks tersebut lebih dikenal dengan istilah hablumminannas (hubungan sesama manusia). Sedangkan segala konteks yang berhubungan dengan Tuhan disebut dengan istilah hablumminallah (hubungan kepada Allah).
Menariknya Allah SWT memaparkan hubungan manusia dengan-Nya melalui Al-Qur'an surah Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:Â
Artinya:
"Wahai orang-orangyang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Melalui penjelasan ayat tersebut kita dapat mengambil sebuah hikmah, yakni Jika kita ingin ditolong Allah SWT maka kita terlebih dahulu harus menolong-Nya. Ruang lingkup "Menolong" disini dapat berupa menjadi perantara Allah dalam menyebarkan kasih dan sayang-Nya, menolong sesama manusia, dan menyebarkan Islam dengan cara yang Allah kehendaki.
Menyebarkan kasih dan sayang
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam potongan Surah Al-Baqarah ayat 143 yang berbunyi:
  ...
Artinya:
"... .Sunguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia."
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan maka sudah sewajarnya kita menurunkan dan meyebarkan nilai-nilai yang melekat pada Allah SWT. Dengan begitu kehidupan di dunia dipenuhi dengan nilai-nilai ketuhanan. Sehingga manusia terbebas dari sifat kebengisan dan kekerasan.
Menolong sesama
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam potongan Surah Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:
 ...
Artinya:
"... .Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaan-Nya."
Melalui firman Allah SWT memerintahkan kita untuk slaing tolong-menolong terhadap sesama. Sehingga ketika kita dalam kondisi "mampu"akan tetapi enggan menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan maka ancamannya adalah"siksa".
Menyebarkan Islam dengan cara yang baik
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 125 yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Ayat ini menjelaskan bahwa kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyeru ajaran-ajaran-Nya dengan cara hikmah (baik). Baik berarti tidak dengan kekerasan, penindasan apalagi keangkuhan.
Ketiga hal tersebut merupakan perintah langsung dari Allah SWT melalui berbagai firman-Nya. Sehingga secara tidak langsung ketika kita melaksanakan titah Allah SWT, maka Dia tidak segan untuk kembali menolong kita selaku Hamba-Nya. Â Sebagaimana hukum "kausalitas" yang dicetuskan oleh Aristoteles bahwa adanya "akibat" dikarenakan adanya"sebab".
Melalui berbagai ayat di atas kita dapat menganalogikan hal yang sama, yakni adanya "pertolongan" karena adanya proses "menolong". Dengan begitu kita tidak perlu lagi memelihara "keraguan" atas "pertolongan" sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah SWT jika kita sudah"menolong"agama-Nya.
Daftar Pustaka
https://quran.kemenag.go.id/sura/2/143
https://quran.kemenag.go.id/sura/5/2
https://quran.kemenag.go.id/sura/47/7
https://quran.kemenag.go.id/sura/16/125
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H