Mohon tunggu...
Papalius
Papalius Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Penulis

Fokus Sastra, Sosial, Budaya, Politik dan Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjelajahi Kekayaan Budaya Sumba, Tradisi Cium Hidung hingga Warisan Megalitik yang Memukau

31 Agustus 2024   12:04 Diperbarui: 31 Agustus 2024   12:24 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KOMPASIANA - Suku Sumba adalah salah satu suku bangsa yang mendiami Pulau Sumba, sebuah pulau eksotis yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau ini terletak di tenggara Indonesia, dengan Pulau Flores di barat dan Pulau Timor di timur sebagai tetangganya.

Suku Sumba yang menghuni pulau ini telah membentuk sebuah masyarakat yang kaya akan tradisi dan adat istiadat, menjadikan Sumba salah satu daerah yang paling kaya budaya di Indonesia.

Pulau Sumba tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kekayaan tradisi dan budayanya. Salah satu tradisi yang cukup unik dan mencuri perhatian banyak orang adalah tradisi cium hidung atau yang biasa disebut sebagai "adu hidung." Tradisi ini bukan sekadar tindakan fisik, tetapi merupakan simbol penting dalam budaya Sumba yang penuh makna.

Tradisi cium hidung di Sumba memiliki makna simbolis yang mendalam bagi masyarakat setempat. Ciuman hidung dianggap sebagai tanda penghormatan, persahabatan, atau kesetiaan antarindividu atau kelompok.

Ini adalah cara masyarakat Sumba menunjukkan rasa hormat dan penghargaan mereka terhadap orang lain, sekaligus menjaga hubungan baik di antara anggota komunitas. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi, menjaga kelangsungan nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sumba.


Selain itu, tradisi cium hidung juga mencerminkan persatuan, toleransi, dan rasa saling menghormati antaranggota masyarakat. Ini bukan hanya tentang hubungan individu, tetapi juga tentang kekuatan ikatan sosial yang ada di Sumba.

Ketika seseorang melakukan ciuman hidung, itu menunjukkan bahwa mereka menghargai kehadiran dan keberadaan orang lain dalam komunitas mereka.

Tradisi ini sering kali terjadi dalam interaksi sehari-hari, tetapi juga memiliki peran penting dalam acara-acara khusus seperti upacara adat, pernikahan, pertemuan penting, atau saat orang-orang berkumpul untuk merayakan sesuatu. Dalam konteks ini, ciuman hidung menjadi bagian dari ritual atau prosesi yang penuh makna, memperkuat ikatan di antara mereka yang terlibat.

Salah satu aspek menarik dari tradisi cium hidung di Sumba adalah cara melakukannya. Biasanya, ciuman hidung dilakukan dengan cara mendekatkan hidung satu sama lain dengan lembut dan singkat.

Ketika dua orang bertemu atau berinteraksi secara akrab, mereka saling membungkukkan badan dan mendekatkan hidung mereka untuk bersentuhan dengan lembut. Tindakan ini sering kali diiringi dengan kata-kata penghormatan atau ungkapan kesopanan, menambah kedalaman makna dari ciuman tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun