Saya sudah beberapa kali harus membayar lebih mahal setiap parkir di beberapa mal di Jabodetabek dengan perbedaan hanya beberapa detik.
Yang paling sering adalah Plaza Semanggi karena memang setiap minggu saya harus pergi ke sana untuk beberapa keperluan, bukan untuk belanja atau jalan-jalan. Sudah beberapa kali saya berusaha untuk secepatnya meninggalkan tempat parkir sambil menghitung berapa lama saya sudah parkir, tetapi ketika saya membayar, yang saya kira dua jam (Rp 9000) ternyata sudah dihitung tiga jam (Rp 13.000). Kelihatannya perbedaanya hanya beberapa detik.
Ketika saya cocokkan dengan jam tangan dan HP, saya merasa jam tangan dan HP saya agak terlambat (atau jam mereka terlalu cepat), maka saya berinisiatif mempercepat jam tangan dan HP saya. Tetapi anehnya minggu berikutnya saya ke sana, jam mereka lebih cepat lagi. Jam tangan bisa saja melambat, tetapi jam HP rasanya mustahil.
Jadi saya mengadakan eksperimen minggu berikutnya. Begitu saya mengambil tiket parkir, saya memasang stopwatch. Lalu saya hentikan stopwatch bersamaan dengan petugas parkir men-scan tiket saya waktu keluar.
Hasilnya: stopwatch saya menunjukkan waktu 1 jam 26 menit 59 detik (lihat gambar).
[caption caption="Stopwatch"][/caption]
Jam masuk parkir saya menurut tiket adalah jam 8:45:48 dan keluar jam 10:12:55 (lihat gambar). Jadi secara matematis menurut jam parkir saya parkir selama 1 jam 27 menit 7 detik. Hanya beda 8 detik.
[caption caption="tiket"]
Tetapi lama parkir saya di tiket dicetak 1 jam 28 menit. Artinya mereka melakukan pembulatan ke atas.
Saya pikir, baiklah, namanya juga orang bisnis pasti cari untung. Tetapi saya terkejut ketika di mal lain saya parkir selama kira-kira dua jam setengah menit (30 detik) saya masih dianggap dua jam tepat!
Saya kemudian berpikir, bisa jadi masing-masing pengelola parkir mal punya “kebijakan” yang berbeda satu sama lain. Hanya beda beberapa detik, mereka bisa meraup untuk sedikit lebih besar dari orang-orang yang parkirnya tanggung. Toh apa dasar hukum kita untuk menuntut karena terkena tarif lebih mahal? Seperti hasil eksperimen saya, perbedaan 8 detik sangat sulit dibuktikan. Lagipula kebijakan pembulatan ke atas adalah hal yang lumrah dalam dunia bisnis. Hanya orang yang sangat pelit saja yang mempemasalahkan pembulatan ke atas ketika membayar sesuatu yang harganya Rp 99.999 dengan Rp 100.000.