Mohon tunggu...
Panji Septo Raharjo
Panji Septo Raharjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya sangat menyukai dinamika politik di tanah air. Tidak hanya seru, politik di Indonesia sangat hidup dengan berbagai kelakar dan cerita-cerita lucu yang menyertainya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan Demokrasi: Pemilihan Presiden di Negeri Fantasi

15 Februari 2024   16:47 Diperbarui: 17 Februari 2024   00:39 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perpecahan itu tak menjadi akhir, partai-partai yang merasa tak mendapat pilihan akhirnya hengkang. Utak atik rumit bak pertukaran pemain pun terjadi hingga akhirnya tiga koalisi besar yang solid itu menyajikan jagoannya masing-masing.

Menentukan wakil presiden kini menjadi soal. Sebab, calon wakil presiden akan turut menjadi penyumbang matematika kemenangan. Selain itu, coat tail effect yang diinginkan partai-partai politik juga menjadi faktor lain agar keuntungan bisa dibagi-bagi.

Beberapa bulan mendekati hari kontestasi, koalisi mulai rajin mengkaji. Pasangan nomor urut pertama akhirnya terbentuk usai anak kiai memberontak. Ia mengaku sempat berkomunikasi dan berdiskusi dengan koalisi, namun sayangnya ada yang tak senang dengan hal itu.

Akhirnya, abah dan anak kiai saling memberi kode terkait pencalonan mereka berdua. Salah satu partai yang merasa dikhianati akhirnya hengkang dan memilih bergabung dengan sang jenderal. Meski begitu, abah dan anak kiai tetap bisa dicalonkan sebagai pasangan nomor urut satu.

Tak lama kemudian, kawanan banteng menerima satu partai berlogo ka'bah. Kabarnya, partai tersebut merasa tidak nyaman dan akan mendapatkan hasil yang kecil jika berada di kubu garuda. Dengan semangat, partai ka'bah turut menyodorkan kandidat kepada pemimpin banteng.

Akan tetapi, sepertinya kawanan banteng tak ingin kader karbit partai ka'bah menemani si putih. Apa karena pernah menjadi bawahan presiden? Sempat terafiliasi dengan sang jenderal? Atau tidak masuk hitungan kemenangan?

Alhasil, kader banteng berambut putih ditemani peluru tak terkendali menjelang kontestasi. Mereka mengemban nomor urut tiga. Dengan begitu, dua pasang calon kontestan sudah terbentuk dan siap menenangkan hati rakyat dengan cara bertarung pada hari valentine.

Tersisa sang jenderal untuk menentukan wakilnya bersama partai garuda, beringin, dan matahari, yang diduga didukung Pak lurah. Ia mendapat nomor urut dua. Belakangan, mercy turut bergabung mengusung sang jenderal karena tak ada pilihan. Sejujurnya, saya berharap dua mantan presiden bisa berkoalisi.

Namun, harapan saya tak kunjung terjadi. Hingga suatu waktu kabar terkait sang jenderal yang akan ditemani salah satu tokoh partai pengusung mulai muncul. Tokoh-tokoh itu mulai dari mantan gubernur hingga menteri. Namun, semuanya tereliminasi demi kemenangan seumur hidup sekali.

Dengan senyap, orang-orang di istana bergerak merayap. Ternyata Pak lurah diberi bisikan-bisikan agar membiarkan darah dagingnya sendiri ikut berkontestasi. Dengan siapa? Sang jenderal jawabannya.

Aku sempat bertanya-tanya. Kira-kira, siapa yang memberikan ide cemerlang itu? Para menteri atau keluarga Pak lurah sendiri? Misteri itu akan tetap menjadi misteri. Sepertinya ia butuh seseorang untuk meneruskan warisannya di dalam negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun