Mohon tunggu...
Panji Pangestu
Panji Pangestu Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Penulis lepas yang aktif di industri kreatif sebagai pembuat film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Budaya Sehat Minum Jamu di Desa Kiringan: Warisan dan Harapan untuk Masyarakat Indonesia

2 April 2024   22:33 Diperbarui: 3 April 2024   16:51 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via Kompas.com

Bantul - Masyarakat Indonesia selama ratusan banyak melakukan eksperimen tentang keragaman jenis kekayaan flora di penjuru Nusantara. Lebih dari 17.000 pulau di Indonesia ditumbuhi 30.000 spesies jenis tanaman dari 40.000 spesies tanaman di dunia. 

Menurut penelitian Fabricant dan Farnworth tiga perempat populasi masyarakat dunia menggunakan tumbuhan sebagai sumber utama tanaman obat tradisional. 

Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan, salah satunya adalah jamu. Tradisi meracik dan mengkonsumsi jamu sebagai minuman kesehatan sudah berkembang sejak abat ke-8.

Dibuktikan artefaktual relief Karmawibhangga di Candi Borobudur dan dapat ditemukan pada relief serupa di Candi Prambanan, Penataran, Sukuh, dan Tegawangi.

Relief Karmawibhangga yang Memperlihatkan Penyembuhan Orang Sakit, Memijat, dan Meracik Tanaman Obat. (Foto: Jamupedia)
Relief Karmawibhangga yang Memperlihatkan Penyembuhan Orang Sakit, Memijat, dan Meracik Tanaman Obat. (Foto: Jamupedia)

Desa Jamu Kiringan

Letaknya berada 30 menit dari Kota Yogyakarta membuat Desa Kiringan, Kecamatan Jetis menjadi tempat yang menarik untuk disambangi.

Sejak 1960 pedagang jamu di Kiringan secara turun temurun mewariskan kemampuan meracik jamu.

Hingga saat ini penjual jamu di Desa Kiringan terdapat 130 lebih peracik jamu, mereka secara kolektif berkomunitas untuk mengembangkan desanya.

Jamu Kiringan dikenal sebagai penghasil jamu berkualitas di Yogyakarta. Sebagian besar perempuan masyarakat Desa Kiringan hidup melalui penjualan jamu, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga menyekolahkan anak-anak mereka hingga bangku kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun