Mohon tunggu...
Panji Haryadi
Panji Haryadi Mohon Tunggu... Penulis -

Gemar menulis mengenai sejarah dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Zionisme (Bagian 1): Awal Mula Konflik Israel-Palestina

13 Desember 2017   18:36 Diperbarui: 14 Desember 2017   21:10 9215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak korban pogroms di Ukraina tahun 1917-1920. Photo: oldmagazinearticles.com
Anak-anak korban pogroms di Ukraina tahun 1917-1920. Photo: oldmagazinearticles.com
 

Di satu sisi orang-orang Yahudi memang tertindas, namun di sisi lain, pada saat itu Eropa sedang mengalami fase abad pencerahan yang memungkinan Yahudi untuk mengkristalilasi pergerakannya. Abad pencerahan adalah sebuah masa ketika politik, filsafat, ilmu pengetahuan, dan komunikasi di Eropa secara radikal mengalami fase rasionalisasi. 

Pada saat itu ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin lama dipertanyakan dan dikaji ulang. Abad pencerahan menghasilkan begitu banyak buku, tulisan, inovasi, penemuan, produk hukum, dan tentunya juga revolusi dan peperangan di berbagai tempat.[8] Dengan demikian, itu semua merupakan sebuah atmosfir yang ideal bagi pengkristalan pergerakkan yang nantinya di kemudian hari melahirkan Zionisme.[9]

Pada masa-masa itu, orang Yahudi mengalami dua jenis ketakutan. Pertama, sebagaimana telah dibahas sebelumnya, mereka ketakutan mengalami siksaan-siksaan yang bersifat fisik. Kedua, pada dasarnya Yahudi adalah etnis yang eksklusif, dalam ajaran teologinya, Yahudi menganggap bahwa mereka adalah umat terpilih, kekasih Tuhan.[10] 

Sehingga pada saat abad pencerahan, di mana ketika negara-negara di Eropa mengalami proses modernisasi seperti emansipasi, nasionalisme, dan pengakuan hak warga negara, maka proses asimilasi adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Asimilasi bagi orang-orang Yahudi adalah sesuatu yang tidak dikehendaki, karena akan mencemari porsi mereka sebagai umat pilihan Tuhan. Shlomo Avineri, sejarawan Israel, mengatakan bahwa pada saat itu, terutama di daerah perkotaan, asimilasi adalah hal yang jauh lebih menakutkan ketimbang persekusi.[11] 

Bersambung....

Panji Haryadi

Catatan Kaki:

[1] Lihat , dalam Eve Spangler, Understanding Israel/Palestine, (Boston: Sense Publisher, 2015), hlm 3.

[2] Lebih lengkap mengenai sejarah kota Yerusalem dan kaitannya dengan Yahudi, lihat "Yerusalem (1)", dari laman ini, diakses 13 Desember 2017.

[3] Eve Spangler, Ibid.,hlm 73.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun