Mohon tunggu...
Panji Haryadi
Panji Haryadi Mohon Tunggu... Penulis -

Gemar menulis mengenai sejarah dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menatap Indahnya Masjid Sentral Cologne di Jerman

13 Desember 2017   01:31 Diperbarui: 13 Desember 2017   11:30 3183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Shalat khusus untuk wanita. Photo: Ulrike Hummel

Ruang Shalat khusus untuk wanita. Photo: Ulrike Hummel
Ruang Shalat khusus untuk wanita. Photo: Ulrike Hummel
Proyek Bernilai Jutaan Euro yang Tidak Disubsidi

Pengunjung yang berkunjung ke MSC, selagi mereka menaiki tangga menuju ruang shalat utama, biasanya mereka akan berjalan dengan lama karena terpesona akan keindahan masjid ini. MSC memiliki dua buah menara setinggi 55 meter yang tidak akan digunakan untuk Adzan karena aturan setempat, jadi fungsi menara tersebut hanya untuk unsur keindahan saja. Sebelum masjid ini dibangun, perdebatan mengenai bentuk dan tinggi menara cukup hangat.

Ruang shalat utama dilihat dari sudut pandang lain. Photo: DR
Ruang shalat utama dilihat dari sudut pandang lain. Photo: DR
  
Di siang hari cahaya masuk begitu banyak. Photo: DR
Di siang hari cahaya masuk begitu banyak. Photo: DR
Selain ruang shalat utama yang menjadi inti bangunan, masjid ini juga menyediakan ruang seminar, kantor kepengurusan yang berada di sayap bangunan, perpustakaan, ruang konferensi, dan arena perbelanjaan.

Masalah yang banyak dibahas sebelumnya adalah tentang kurangnya lahan parkir. Namun hal tersebut telah ditemukan solusinya yaitu dengan pembangunan tempat parkir di bawah tanah. Total biaya yang dikeluarkan untuk membangun MSC adalah sekitar 30 juta Euro. Menurut DITIB, dua pertiga dari jumlah ini disumbangkan oleh pendonor, tidak ada subsidi publik sama sekali. Kini, kompleks MSC telah selesai sampai dengan 95%. "Kawasan perbelanjaan masih belum selesai dan sejumlah perbaikan kosmetik perlu dilakukan di ruang konferensi," kata Alboga.[2]

Suasana di sore hari. Photo: Liputan 6
Suasana di sore hari. Photo: Liputan 6
Setiap Muslim sekarang bisa sholat di masjid ini lima kali sehari. Shalat Jumat terbuka untuk siapapun. "Saya pikir masjid itu indah dan saya pasti akan pergi dan shalat di sana," kata Sarjas Hussein. Pelajar berusia 27 tahun itu beretnis Kurdi dan berharap bahwa "khotbah hari Jumat akan selalu diterjemahkan ke bahasa Jerman". Dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki masalah dengan menghadiri masjid DITIB sebagai seorang Kurdi, "saya tidak membedakan antara Muslim Turki, Kurdi atau Muslim Arab. Bagi saya, semua Muslim adalah saudara yang beriman."

Kritikus DITIB, Anggota Parlemen Hijau dari Cologne, Volker Beck, bahkan tetap mengucapkan selamat kepada DITIB yang merupakan organisasi payung terbesar di Jerman untuk Muslim: "Saya senang bahwa (masalah) lokasi pembangunan (masjid) permanen ini disimpan di masa lalu, dan mengucapkan selamat kepada DITIB atas keberhasilan ini." 

Beck melanjutkan dengan mengatakan bahwa bangunan tersebut juga melambangkan sebuah janji yang harus dijaga, yaitu "Islam modern yang terbuka terhadap masyarakat Jerman dan membebaskan dirinya dari ikatan sejarah dan negara asal yang bermigrasi" -- yaitu sesuatu yang pemimpin di Ankara (Turki) dan Cologne (Jerman) harus lakukan sendiri. 

Panji Haryadi

Catatan:

Artikel ini merupakan adaptasi dan terjemahan bebas dari artikel Ulrike Hummel, "A place to pray, a place to meet", dari laman https://en.qantara.de/content/ditib-central-mosque-in-cologne-a-place-to-pray-a-place-to-meet, diakses 13 Desember 2017. Adapun data yang bukan didapat dari artikel tersebut dicantumkan di dalam catatan kaki.

Catatan Kaki:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun