Pengunjung yang berkunjung ke MSC, selagi mereka menaiki tangga menuju ruang shalat utama, biasanya mereka akan berjalan dengan lama karena terpesona akan keindahan masjid ini. MSC memiliki dua buah menara setinggi 55 meter yang tidak akan digunakan untuk Adzan karena aturan setempat, jadi fungsi menara tersebut hanya untuk unsur keindahan saja. Sebelum masjid ini dibangun, perdebatan mengenai bentuk dan tinggi menara cukup hangat.
Masalah yang banyak dibahas sebelumnya adalah tentang kurangnya lahan parkir. Namun hal tersebut telah ditemukan solusinya yaitu dengan pembangunan tempat parkir di bawah tanah. Total biaya yang dikeluarkan untuk membangun MSC adalah sekitar 30 juta Euro. Menurut DITIB, dua pertiga dari jumlah ini disumbangkan oleh pendonor, tidak ada subsidi publik sama sekali. Kini, kompleks MSC telah selesai sampai dengan 95%. "Kawasan perbelanjaan masih belum selesai dan sejumlah perbaikan kosmetik perlu dilakukan di ruang konferensi," kata Alboga.[2]
Kritikus DITIB, Anggota Parlemen Hijau dari Cologne, Volker Beck, bahkan tetap mengucapkan selamat kepada DITIB yang merupakan organisasi payung terbesar di Jerman untuk Muslim: "Saya senang bahwa (masalah) lokasi pembangunan (masjid) permanen ini disimpan di masa lalu, dan mengucapkan selamat kepada DITIB atas keberhasilan ini."Â
Beck melanjutkan dengan mengatakan bahwa bangunan tersebut juga melambangkan sebuah janji yang harus dijaga, yaitu "Islam modern yang terbuka terhadap masyarakat Jerman dan membebaskan dirinya dari ikatan sejarah dan negara asal yang bermigrasi" -- yaitu sesuatu yang pemimpin di Ankara (Turki) dan Cologne (Jerman) harus lakukan sendiri.Â
Panji Haryadi
Catatan:
Artikel ini merupakan adaptasi dan terjemahan bebas dari artikel Ulrike Hummel, "A place to pray, a place to meet", dari laman https://en.qantara.de/content/ditib-central-mosque-in-cologne-a-place-to-pray-a-place-to-meet, diakses 13 Desember 2017. Adapun data yang bukan didapat dari artikel tersebut dicantumkan di dalam catatan kaki.
Catatan Kaki: