Mohon tunggu...
Panji Ahmad Syuhada
Panji Ahmad Syuhada Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah

Peminat Komunikasi, Sosial dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Patriot Sejati di Tengah Belantara Api

26 Desember 2019   10:52 Diperbarui: 26 Desember 2019   15:39 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posmetro Rohil beranjak dari Markas Koramil 04 Mandau di Duri menggunakan kendaraan roda empat, bersama anggota Intelijen TNI, dan satu rekan wartawan dari Riau Televisi.

Selama 2 jam perjalanan darat, sampailah kami di titik kumpul Pos Babinsa yang lokasinya persis berhadap-hadapan dengan Pos Bhabinkamtibmas, di Desa Bukit Kerikil, Kecamatan Bandar Laksmana, Bengkalis.

Notabene-nya, Bukit Kerikil inilah yang merupakan jalur lintasan terdekat untuk bisa mengakses ke kawasan karhutla tadi. Di sini pula dibangun basecamp untuk memfasilitasi segala kebutuhan tugas pemadaman.

Dari tempat ini rombongan kemudian bergerak lebih ke dalam menuju titik-titik api. Mereka yang terdiri dari Kapolres Bengkalis AKBP Yusup Rahmanto dan Komandan Distrik Militer 0303/Bengkalis Letkol Timmy Prasetya Harmianto beserta jajaran mesti melanjutkan perjalanan lagi, hingga memakan waktu 50 menit.

Selain TNI dan Polri, di titik hotspot tersebut juga ada unsur lain dari Manggala Agni, BPBD, Damkar, Masyarakat Peduli Api serta perwakilan perusahaan swasta yang ikut terjun memadamkan api.

Terlihat jelas di depan sana, kabut-kabut asap tebal telah membumbung tinggi akibat kebakaran yang telah menjadi langganan setiap tahun bagi warga setempat.

Benar saja, sampai di kedalaman hutan itu jalur darat tak lagi bersahabat. Dua buah perahu kayu mesin atau warga setempat menyebutnya Pompong sudah bersandar di dermaga yang terbuat dari kayu lapuk untuk mengangkut para personel.

Perjalanan ke lokasi kebakaran di Cagar Biosfer GSK BB.
Perjalanan ke lokasi kebakaran di Cagar Biosfer GSK BB.
Menggunakan pompong itu, personel gabungan melewati kanal dan parit-parit kecil buatan manusia untuk sampai ke lokasi. Meski di atas air, rupanya perjalanan tetap tak semulus jalan terjal berlikunya daratan. Tunggul-tunggul kayu bekas perambahan hutan dan akar gambut dari dasar kanal meringsek lambung perahu.

Plak! Pompong seukuran 4 x 1 meter itu pun bocor tipis di sana-sini.

Meski demikian, perjalanan tetap dilanjutkan, sekalipun air gambut yang hitam pekat mulai menggenangi dasar biduk dan membasahi sepatu PDL.

Para abdi negara itu tak terlalu menghiraukannya. Ada hal lain yang lebih penting untuk dilakukan, yaitu pemadaman. Mungkin demikian benak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun