Mohon tunggu...
Panji Trisula
Panji Trisula Mohon Tunggu... lainnya -

itb tf 92

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kedaton Majapahit yang Tersembunyi

2 Februari 2015   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 2809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423637012470564567

Akhirnya saya langsung membuka inbox khusus unutk merencankan ekspedisi ini yang , menjadi penentu hari H akhirnya adalah Mbak lita Cassini yaitu tgl 28 -29 Desember 201 4

Tgl 28 desember 2014 jam 11 siang kita ber enam: mbah armiadi, agustio,pokopoke, nb widiantono, saya dan Lita cassini menuju candi jolotundo dan ritual disana .Disaksikan Airlanga dan permaisurinya dan resi Narottama saya diberi liontin mirip lambang suroan yg turun di Sitinggil Trowulan oleh Prabhu Airlangga unutk diberikan kepada mbak Lita Cassini sbagai tanda cinta kasih. Energi besar ini dideteksi kuat oleh mbah Armiadi dkk..yaitu energi berbentuk Labirin mirip simbol Syiwa Budha dewata nawasanga.

Malam Itu setelah selesai ritual di Jolotundo , Rombongan dikawal oleh Kang Gitut /Singa Liar Majapahit menuju Candi jawi, Prigen Pasuruan. Malam itu mbak lita sempat kebingungan daan heran ternyata apa yang dilihat dala meditasi persis sama dengan kenyataannya.visi spiritualnya adalah candi dengan latar belakang Gunung ternyata candinya adalah jawi dan Gunungnya adalah Penanggungan. Meditasi Disini dibuka Oleh Kang Gitut kemudian Kita berdua mditasi di dalam ruangan Candi jawi dengan sesaji seadanya nasi kuning jajan pasar dan bubur merah putih dan bunga 7 rupa/5 rupa. Pengalaman meditasi disini kita bertemu kertanegara dll dan disuruh mendamaikan pertikaian di suatu tempat agar tempat tersebut menjadi nyaman//pendek kalimat kita disuruh menjadi juru damai dari 2 kubu konflik yang bertikai.

Tgl 29 desember 2014 , kita berlima tanpa mbak Lita berangkat menuju desa Belentreng , kec Gondang. Ekspedisi kita mulai menembus belantara hutan bambu selama 3-4 jam perjalanan menyusuri kali tirta Galuh yang bening dan Indah dengan dikawal oleh pemandu desa belentreng pak XXX/saya lupa namanya. Kita diantar sampai ke candi watu payung adalah batu besar membentuk sperti Gua. Siang  Jam 2 siang kita melanjutkan ke candi Pari dan tersesat maka cak pokopoke menelpon Kang Gitut – akhirnya dengan adanya kesalahpahaman akibat terputus kontak telepon – Kang Gitut bersama rombongan Singa Liar majapahit menjemput kita berlima karena khawatir ada apa apa karena dibalik candi watu payung itu adalah alas roban yang tidak seorngpun  berani menjamahnya yang disebut alas roban jalmo moro jalmo mati. Pada malamnya kita bersama rombongan singa liar majapahit kita berhasil mencapai candi pari yang berbentuk lingga Yoni. LeTaK keraton dalem majapahit adalah di sebelah selatan candi Pari yaitu alas roban dg ilalang yg tingginya semeter lebih. Jadi letak keraton dalem Majapahit itu dikelilingi oleh dinding dinding tebing .

Hasil Hasil Meditasi di Candi Watu Payung dan Candi pari : mengangkat keraton Majapahit keatas sejajar dengan batu gilang yg jadi tempat saya bersandar dan tempat bakar dupa oleh mbah Armiadi.

Pengangkatan keraton dalem majapahit ini dilakukan dengan formasi 313 ;

Barisan yg pertama ada 3 org: R wijaya, xxxxx, Gajah Mada

Barisan kedua ada satu orang : sabdapalon

Barisan ke tiga ada 3 orang: resi resi zaman dahulu yang berasal dari kediri , p bali dan yogyakarta.

angka lain yang memiliki keunikan dan rahasia tersendiri adalah angka 313 (tiga ratus tiga belas). Beberapa literatur menyebutkan angka tersebut dalam sejarah jumlah pasukan langit. Mereka sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Sejak masa para nabi hingga masa mendatang, ketika keturunan seorang nabi menjadikan dunia dipenuhi dengan keadilan.

keraton dalem Majapahit bentuknya kira2 sprti ini lebih pas gabungan gbr no 1 dn 2./tundo 3 .kmudian dselimuti kabut 7 lapis..jadi kalo ada yg ksana ..harus ada yg mmbuka 7 lapis kabut itu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun