Oleh: Nisa OktavianiÂ
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon
World Mental Health Day 2022
Pada tanggal 10 Oktober kemarin, dunia telah memperingati hari Kesehatan jiwa sedunia, untuk meningkatkan kepedualian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Kesehatan jiwa. Kesehatan mental sendiri merupakan salah satu hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik, individu yang sehat secara fisik belum tentu sehat secara mental.Â
Di dalam sebuah kehidupan, seseorang tidak hanya membutuhkan Kesehatan jasmaniah saja untuk memenuhi kebutuhan fisiknya seperti makan, minum, dan olahraga, akan tetapi Kesehatan mental juga berguna untuk memenuhi kebutuhan dan kebahgaian seseorang.
Dalam kesehatan mental, peran orang tua dalam melakukan pola asuh juga mempengaruhi pembentukan karakter anak. Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak dengan cara mendidik, membimbing dan cara mendisiplinkan, serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai yang baik.
Toxic parents sendiri adalah orang tua yang tidak menghormati dan memperlakukan anaknya  dengan baik sebagai individu, mereka bisa melakukan berbagai kekerasan pada anak bahkan membuat kondisi psikologis atau Kesehatan mentalnya terganggu.Â
Toxic parents sendiri sebenarnya bukanlah berasal dari istilah medis atau suatu konsep, namun merupakan istilah popular untuk mendeskripsikan dampak pola relasi antara anak dan orang tua dengan peran yang sangat dominan. Serta pola asuh buruk yang berdampak terhadap psisikis anak (Muhammad Fikri, 2020: 2). Lalu apa yang terjadi apabila pola asuh orang tua dalam mendidik anak itu ternyata pola asuh toxic parents?
Mengenal Toxic Parents dan Dampak yang Ditumbalkan bagi Karakter Anak
Anak-anak berhak lahir dari keluarga yang Bahagia, harmonis, dan orang tua yang mencintai anaknya. Akan tetapi, banyak kenyataannya anak tumbuh di dalam pola asuh orang tua yang destruktif, kasar, dan mampu meracuni psikologis anaknya. Peran orang tua dalam hal ini memang berat, pada dasarnya mereka melakukan segala cara demi kebaikan anaknya. Sayangnya, meski tujuannya mungkin baik, terkadang tidak selalu tepat.
Toxic parents dalam pola asuh, biasanya menekankan anak untuk menjadi apa yang orang tua inginkan. Menurut Forward & Buck (dalam Putru Adi Saskara 2020), di dalam keluarga toxic terdapat kepercayaan  dan peraturan tidak tertulis yang hampir semunya lebih terpusat kepada perasaan dari orang tua toxic.Â