Moksa merupakan keyakinan akan keberadaan kebebasan spiritual. Konsep Moksha menggambarkan pembebasan dari segala bentuk perbudakan duniawi, karma phala, dan siklus kelahiran dan kematian (samsara), serta merasakan kebahagiaan yang abadi. Dalam keadaan Moksha, individu tidak lagi terikat oleh karma, samsara, atau hukum alam, dan mereka berada di alam Parama Shiva yang murni, terbebas dari urusan dunia material.
Moksha dapat dicapai bahkan selama kehidupan di dunia ini, yang dikenal sebagai Jiwan Mukti atau Moksha saat hidup. Penyatuan Atma dengan Parama Atma di alam Parama Siwa juga sering diartikan sebagai Moksha. Dalam keadaan ini, individu merasakan kebahagiaan murni tanpa kesengsaraan, suatu hal yang sulit ditemui dalam kehidupan duniawi.
Pengabdian pada Dharma dan pikiran yang suci adalah syarat utama untuk mencapai Moksha. Kesucian pikiran dianggap sebagai cara terpenting untuk menerima anugerah dari Sang Hyang Widhi Wasa. Analogi yang sering digunakan adalah besi tahan karat yang mudah tertarik oleh magnet jika sudah bersih dan murni. Moksha dianggap sebagai tujuan akhir dalam ajaran agama Hindu, yang dinyatakan dalam ungkapan "Mokharatam Jagadhita ya ca iti Dharma".
Panca Sradha, sebagai konsep fundamental dalam agama Hindu, membawa makna yang dalam dalam kehidupan umatnya. Ini tidak hanya memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan, alam semesta, dan sesama manusia, tetapi juga memberikan landasan moral yang kuat untuk kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengamalkan konsep Panca Sradha, umat Hindu diberdayakan untuk hidup dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan kebijaksanaan.
Panca Sradha memandu umat Hindu untuk hidup sesuai dengan ajaran agama mereka yang kaya akan nilai-nilai spiritual. Ini mencakup penghormatan terhadap Tuhan, penerimaan alam semesta sebagai manifestasi Tuhan, dan penghormatan terhadap sesama manusia sebagai rekan dalam perjalanan spiritual. Dengan demikian, konsep Panca Sradha tidak hanya menciptakan fondasi yang kokoh bagi kehidupan spiritual umat Hindu, tetapi juga berperan penting dalam membentuk identitas dan praktik keagamaan mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, umat Hindu yang mempraktikkan Panca Sradha diarahkan untuk hidup dengan integritas moral, memperhatikan nilai-nilai keadilan, belas kasihan, dan kasih sayang. Mereka dipandu oleh prinsip-prinsip etika yang tinggi, yang mendorong mereka untuk berkontribusi positif dalam masyarakat dan menjaga harmoni dengan alam semesta.
Dengan demikian, Panca Sradha bukan hanya menjadi bagian integral dari kehidupan spiritual umat Hindu, tetapi juga merupakan pijakan yang kokoh bagi praktik keagamaan mereka. Ini memainkan peran penting dalam membentuk identitas mereka sebagai individu dan sebagai masyarakat, serta memperkuat fondasi moral dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan berarti.