Mata Pelajaran PMP pun hilang, diganti dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, kemudian berubah lagi menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, yang materinya antara lain : kebebasan berbicara, Hak Azasi Manusia, Otonomi daerah, pembelaan negara, Nilai-nilai Pancasila ( namun hanya dalam satu bab ). Lalu haruskah pendidikan yang disalahkan? atau konseptor pendidikan yang salah?
Tidaklah tepat untuk mencari kambing hitam, yang lebih bijak adalah mari kita bersama-sama menghadapi permasalahan karakter bangsa ini, membuka hati dan pikiran pada setiap kebaikan/kebenaran dari manapun asalnya.
Orang bijak mengatakan " terimalah kebaikan itu meskipun asalnya (maaf) dari pantat ayam." Toh telur yang asalnya dari pantat ayam karena baik untuk tubuh kita, maka kita makan juga....."