Mohon tunggu...
Moh. Haris Lesmana (Alesmana)
Moh. Haris Lesmana (Alesmana) Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni Mahasiswa Konsentrasi Hukum Tata Negara

Sarana Menyalurkan Pemikiran dan Keresahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Demokrasi Indonesia: Pembelajaran dari Buku How Democracies Dies dalam Konteks Pemilu dan Pilkada Serentak 2024

5 Desember 2024   11:22 Diperbarui: 5 Desember 2024   11:22 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi (Sumber: Ideogram.ai)

Mengurangi Polarisasi Politik
Menciptakan ruang bagi dialog antar kelompok politik yang berbeda dan memitigasi polarisasi politik yang berlebihan adalah kunci untuk menjaga stabilitas demokrasi.

KESIMPULAN

Seperti yang diingatkan dalam buku How Democracies Die oleh Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, demokrasi tidak dapat dianggap sebagai hal yang pasti bertahan. Ia membutuhkan perhatian dan perlindungan, terutama dalam momen-momen krusial seperti Pemilu dan Pilkada. Demokrasi bisa terancam ketika norma-norma dasar, seperti kebebasan pers, hak-hak oposisi, dan independensi lembaga negara, mulai terkikis.

Salah satu ancaman utama adalah penggunaan kekuasaan negara untuk mendukung kepentingan politik tertentu, yang dapat merusak integritas pemilu dan Pilkada. Intervensi aparat negara atau manipulasi kebijakan dapat menciptakan sistem politik yang tertutup dan mengurangi kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.

Buku How Democracies Die mengingatkan kita meskipun kita sering berpikir bahwa demokrasi itu abadi, kenyataannya demokrasi membutuhkan perlindungan dan perhatian berkelanjutan agar tidak tergerus oleh kekuatan-kekuatan yang berusaha menghancurkannya dari dalam. Levitsky dan Ziblatt mengajak kita untuk waspada terhadap ancaman-ancaman tersebut, terutama yang datang dari pemimpin yang terpilih dan para pendukungnya yang merusak norma-norma dasar demokrasi.

Demokrasi, kata mereka, hanya akan bertahan jika para pemimpin dan warga negara bersama-sama menjaga dan memperkuatnya, serta tidak membiarkan pembusukan internal yang terjadi perlahan-lahan menghancurkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun