Sempat aku dirawat di sebuah rumah sakit jiwa. Tapi jika hanya demi mengakui aku gila, lalu aku hidup, emi Tuhan aku tidak rela! Aku tidak mau mengakui bahwa segala perbuatanku itu hanyalah karena penyakit yang menyerang sistem identifikasi di bagian otakku.
Karena semua itu nyata! Para penipu itu nyata! Senyata setiap memar di sekujur tubuhku yang kuwarisi sejak kecil. Senyata retak-retak di beberapa rusukku yang kini menjadi cacat seumur hidup! Bagaimana bisa itu semua tidak nyata? Gila? Ya! Mereka yang gila, bukan aku!
Sekali lagi, selalu ada sebabnya orang masuk neraka! Meski kadang kita tidak sadar, mengapa?
" Jarang sekali kita temui pengidap penyakit seperti ini, dok. Apa tidak sebaiknya ditunda saja hukumannya sampai proyek penelitian kita selesai? "
Jelas sekali kudengar pembicaraan mereka. Mereka pasti membicarakanku, tingkahku, kegilaanku. Sayang, aku tak pernah bersedia jadi obyek mereka! Satu yang mereka tak tahu, dibalik bajuku telah lama kusimpan pisau pengiris yang tajam. Ha ha ha
_______________________
Catatan sikil: 1. (dikutip dari Bram Stoker's Dracula Novel, hal. 95, baris-7.)
2. Teori yang diambil dari ilmu psikologi. Sering disebut mekanisme pertahanan diri
********
Kolaborasi  :Hendra Arkan+Agung Poku + Santy Novaria ( No. 020 : Trio beda aliran berbakat luar biasa) Note : UNTUK MEMBACA TULISAN PARA PESERTA FFK YANG LAIN MAKA DIPERSILAKAN MENGUNJUNGI BLOG Kampung Fiksi sbb: KampungFiksi@Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H