Mohon tunggu...
Santy Novaria
Santy Novaria Mohon Tunggu... -

Seorang Muda. Penikmat Fiksi. Tukang kritik yang bukan penulis. Anda tidak harus jadi koki handal untuk sekedar merasai mana masakan enak, mana yang kurang garam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mungkin Tuhan Memberi Petunjuk Lewat Ayat yang Tak Sempat Dibaca

7 Februari 2011   22:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:49 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12970909951687745172

"Mak, mungkin besok kita tak bertemu lagi. Kitorang nak dibawa... katmana, bang?"

Anak kedua dari perempuan rumah bordil itu mengoceh sambil mengunyah roti tawar yang diangsurkan ibunya. Sementara abang yang ditanya tak kalah sibuknya mengolesi roti dengan gula pasir, tak ada mentega, tak ada selai kacang.

Perempuan rumah bordil itu memeluk erat anak terkecil yang harusnya masih menetek sampai sekarang, ada luka di mata perempuan itu. Bukan tanpa alasan dia melacur selama ditinggal laki. Bagaimanapun pahitnya hidup selama bersama dengan anak-anaknya, si perempuan yakin dunia tetap tak akan terbalik.

Tapi apa lacur sekarang?

__________________

Karena Tuhan punya rahasia, disebutlah Dia Maha Agung. Tak ada yang luput dari pengawasan barang sedetik. Tak ada yang terlupa dari pantauannya barang sekejap meski doa tak selalu langsung terijabah. Tuhan malas mengucap kun lalu fayakuun di saat bersamaan.

Begitu pula dengan perempuan rumah bordil, lewat razia kamtib ada pesan langsung dari Penguasa. Lewat pintu yang tertutup, Dia membuka banyak jendela lain.

________________

Perempuan rumah bordil itu kali ini bergincu dan berpupur lagi setelah absen belasan tahun lalu. Diusapnya kaca yang kian buram menguning dengan telapak kiri, tangannya bergetar saat memoles bibir yang kian keriput dengan gincu yang sempat menghiasi bibirnya bertahun silam.

Perlu beberapa kejap meratakan pupur pada wajahnya, dia sudah tak terampil kini. Ah, perempuan rumah bordil itu tertegun. Pernah dia bersumpah tak akan bercermin lagi hanya untuk berias. Dulu, dulu sekali saat anaknya meminta dia berhenti melacur.

" Mak, cepatlah. Dah datang mobil kat depan. Satu jam lagi Bang Amir wisuda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun