Mohon tunggu...
Santy Novaria
Santy Novaria Mohon Tunggu... -

Seorang Muda. Penikmat Fiksi. Tukang kritik yang bukan penulis. Anda tidak harus jadi koki handal untuk sekedar merasai mana masakan enak, mana yang kurang garam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mungkin Tuhan Memberi Petunjuk Lewat Ayat yang Tak Sempat Dibaca

7 Februari 2011   22:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:49 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12970909951687745172

Dia pun faham dosa, tau hakikat sorga-neraka, mahir membedakan baik dan buruk. Dia bukan pula berputus pengharapan pada kuasa Tuhan, hanya saja terlalu perih beban yang ditanggungnya.

____________________

Tuhan selalu baik pada setiap manusia, maka diciptakannya dua takdir mutlak tak terbantah: Takdir dapat diubah dan takdir yang tidak dapat diubah, takdir mentok kalau kata orang.

Seperti penciptaan setan yang menjadi pembangkang. Jika saja dari awal para setan sadar mereka memang sengaja   diciptakan agar  manusia bisa arif dalam hidup, maka harusnya mereka menuntut hak pengembalian nama baik.

Terlalu lama mereka pasrah dituding atas perbuatan manusia yang tak sedikitpun berasal dari bisik dan rayu setan sendiri. Setan tengah lengah tertidur pulas meredam panas luka tusuk tombak berbara api neraka sambil tersedan, saat manusia saling bunuh. Saling hujat, saling tuding, saling lempar kesalahan. Berujung pada teriakan,

"Akulah yang benar!"

Tapi tuhan memang Maha Bijaksana lagi Maha Perencanaan. Dia merancang semua agar nanti dapat dilihat siapa yang benar khusu' dalam sujud atau sekedar ruku' dalam striptease liukan tubuh yang semlohay.

____________________

Berlinang air mata perempuan rumah bordil itu saat dua anaknya terpaksa dirampas kamtib sewaktu di pertigaan lampu Merah mengguncang kerincingan tutup botol menjaja suara. Anak titipan Tuhan yang semestinya dijaga dan disusui, telah menjelma menjadi anak yang dibesarkan debu dan didewasakan didikan angin.

"Mak, kami ni dah bukan budak kecik lagi. Tak mengapalah kalo memang harus mengamen, biar mak tak perlu bergincu tengah malam."

Ibu mana  yang tak perih hatinya mendengar pinta setulus itu. Kalau boleh memilih, baik perempuan itu luka dipukuli lelaki maniak saja, bisa disembuhkan barang sehari dua hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun