Mohon tunggu...
Santy Novaria
Santy Novaria Mohon Tunggu... -

Seorang Muda. Penikmat Fiksi. Tukang kritik yang bukan penulis. Anda tidak harus jadi koki handal untuk sekedar merasai mana masakan enak, mana yang kurang garam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Pesisir Kampung Nelayan

25 November 2010   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:18 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diujung pisah yang aku tak tahu kapan kembali bersua, kutegarkan diriku agar tak berair mata. Rengkuhan tangan di pundakku terasa seperti sesuatu yang telah lama aku nanti.

"Salam unutuk ibumu. Maaf, aku belum bisa menjadi ayah yang baik." Harusnya lelaki itu memelukku agak lama, atau sekedar meninggalkan kecupan perpisahan. Agar aku bisa berucap pamit lebih panjang lagi.

___________________

Catatan pelengkap: kadangan, Semacam tas yang diselempangkan dipundak. Biasanya berisi bekal makanan untuk hari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun