jurnalisme' tentunya sudah tidak asing di telinga kita. Dinamika jurnalisme bergerak berkelanjutan dan menjadi metode penyampaian informasi bagai masyarakat (Yudhapramesti, 2015).
Kata 'Seiring berjalannya waktu, jurnalisme turut berkembang dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi hingga saat ini. Muncul berbagai media yang digunakan dalam mendistribustikan berita pada khalayak.
Media yang digunakan dalam jurnalisme bergantung pada kebutuhan dan target audiens yang dituju. Bentuk media tersebut memungkinkan adanya penggunaan dua media dalam satu berita.
Penggunaan media tersebut dijuluki sebagai multimedia, yang memiliki konsep 'multi' yakni banyak, serta 'media' yang berarti sarana untuk menghubungkan. Banyaknya dampak multimedia menggambarkan adanya multifungsi dalam jurnalisme multimedia.
Deuze (2004) mendefinisikan jurnalisme multimedia dalam dua jenis. Pertama, multimedia menyajikan paket berita menggunakan dua atau lebih format media, seperti tulisan, musik, grafis, hingga video.
Kedua, multimedia menghadirkan berbagai platform untuk menunjang distribusi informasi seperti website, radio, televisi, hingga surat kabar. Hal ini mendorong jurnalisme untuk terus berkembang di era digital.
MULTIMEDIA INTERAKTIF : VISUAL BERCERITA
gambar bergerak dalam bentuk animasi grafis dan video untuk penyampaian informasi masa kini (Campbell, 2013).
Revolusi digital menghadirkan makna baru dalam media, yang menggunakanMultimedia menghadirkan cerita visual yang mengkombinasikan gambar, suara, grafis dan teks. Jurnalisme multimedia menghasilkan berbagai produk digital seperti foto yang disertai keterangan teks, video yang digabungkan video, hingga siaran langsung.
Jurnalisme multimedia menghadirkan ruang partisipasi aktif bagi masyarakat melalui beragamnya saluran informasi yang dapat diakses dengan mudah.
Dengan adanya multimedia, masyarakat dapat terlibat secara aktif bukan hanya melalui konsumsi produk jurnalisme, namun dapat turut memengaruhi dan memproduksi informasi di waktu yang sama.
Dengan menerapkan sifat 'multifungsi' dalam media, kini masyarakat dapat mengolah informasi yang disampaikan dalam artikel berita dan menyaksikan video, mendengarkan audio, dan memberikan ulasan (Deuze, 2004).
Meskipun mengalami kemajuan berkat dampak digitalisasi, tentunya jurnalisme multimedia juga memiliki tantangan tersendiri dalam menyampaikan berita. Hal tersebut dapat dilihat dalam proses produksi berita yang dilakukan jurnalis.
Agar dapat terdistribusikan dengan baik, tentunya jurnalis dituntut untuk mampu berpikir secara kreatif dan inovatif untuk menciptakan kolaborasi antara teks dengan media gambar, video, audio, maupun infografis.
Hal ini yang mendorong berkembangnya jurnalisme multimedia untuk tetap menyelaraskan berbagai media dalam menghadirkan informasi faktual bagi khalayak.
BERKEMBANGNYA JURNALISME MULTIMEDIA
Tren jurnalisme multimedia mendorong perkembangan berbagai tren jurnalisme, seperti tren 'longform journalism' yang memiliki artikel berjumlah lebih dari 1.000 kata.
Muatan berita dalam 'longform journalism' berfokus pada kualitas berita dan pemahaman yang mendalam dalam topik yang diangkat (Smith, Conor & Stanton, 2015). Jenis jurnalisme ini dapat kita temukan dalam liputan investigasi kasus-kasus tertentu.
Hadirnya 'longform journalism' juga menjadi fokus jurnalis untuk menghadirkan berita yang memuat pembahasan yang terperinci dalam format berita panjang, namun tetap menghadirkan berbagai media dan menciptakan interaksi.
Pengemasan multimedia dalam 'longform journalism'Â harus menyuguhkan hasil akhir visual yang menarik dan informatif, baik dalam bentuk video, audio, animasi, foto, infografis, dan elemen-elemen lainnya.
Multimedia hadir dan memanfaatkan karakter multifungsi-nya untuk mendorong agar masyarakat tetap membaca berita yang disajikan, dan menyaksikan berbagai media yang mendukung tersampaikannya informasi secara jelas.
Dengan adanya elemen-elemen jurnalisme seperti video, foto, infografis, animasi, hingga audio, kini jurnalisme bukanlah sekedar berita sederhana, namun telah berkembang menjadi inovatif dan interaktif bagi pembacanya.
Kini, tak hanya dengan membaca artikel, masyarakat dapat menerima produk jurnalisme dalam berbagai bentuk media, sehingga informasi dapat diterima secara luas dan mudah dipahami dengan dibantu oleh multimedia.
Jurnalisme multimedia juga mendorong bahwa kegiatan jurnalistik tak hanya dapat dilakukan jurnalis saja, namun masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembuatan produk jurnalisme.
Misalnya, banyak masyarakat yang meliput kejadian terkini dalam bentuk foto, video, maupun audio, sehingga jurnalis dapat berkolaborasi untuk menyusun berita tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Hal tersebut menimbulkan interaksi antara produsen dan konsumen berita, sehingga mampu menciptakan ruang berita yang interaktif yang didukung oleh media sebagai sarana distribusi informasi.
Penjelasan dalam media audio dapat didengarkan di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H