- Kata radikal menurut kamus Merriam-Webster secara etimologis berasal dari kata Latin radix yang berarti 'akar' [9]. Jika 'akar' sebuah agama adalah kitab-kitab sucinya, apakah kitab-kitab suci Islam memang mengharuskan umat muslim untuk tidak memilih calon non-muslim dan pasti hanya akan memilih calon muslim sebagai pemimpin? Ini pertanyaan yes-or-no.
- Jika kitab-kitab suci itu memang (ditafsirkan) mengajarkan begitu dan jika semua orang Indonesia beragama Islam berpikir dan bertindak demikian, apakah kira-kira implikasinya untuk Indonesia dan demokrasi kita di masa depan?
- Bagaimanakah faham dan ajaran Islam demikian memandang sesama orang Indonesia yang non-Islam dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat?
Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih.
Referensi [diakses Mei 2017]
[1] Mauritz Panggabean, "Jokowi Pasti Kalah di 2019 Jika...", Mei 2017. Tersedia di sini.
[2] Shalahuddin Ahman, "Mencari Makna Radikal di Tulisan Mauritz Panggabean", Mei 2017. Tersedia di sini.
[3] Indikator Politik Indonesia, "Exit Poll Pilgub DKI Jakarta Putaran ke-2", 19 April 2017. Tersedia di sini.
[4] tirto.id, "Faktor Agama Menentukan Kemenangan Anies-Sandiaga", 2017. Tersedia di sini.
[5] Indikator Politik Indonesia, "Hasil Exit Poll Pemilu Presiden RI 2014", 9 Juli 2014. Tersedia di sini.
[6] Badan Pusat Statistik, "Sensus Penduduk 2010: Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut". Tersedia di sini.
[7] Saiful Mujani Research & Consulting, "Temuan Survei Pra-Pilkada & Exit Poll Putaran Kedua untuk Pilkada DKI Jakarta, Pemilu, dan Pilpres 2014", 23 September 2012. Tersedia di sini.
[8] Badan Pusat Statistik, "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia - Hasil Sensus Penduduk 2010", 2010. Tersedia di sini.