Dalam penggalan dialog tersebut intonasi dalam percakapan naik karena Piajah sedang marah, dan dalam teks tersebut juga suasana dalam dialog tersebut genting karena Paijah emosi dikarenakan anaknya yang sedang sakit.
- TANGIS BAYI YANG MAKIN MENINGGI MENYEBABKAN TUKANG PIJAT ITU MENDEKAT. TAPI KEMUDIAN TANGIS ITU TERHENTI DI DALAM PUNCAKNYA. TERDENGAR RAUNG PEREMPUAN DI DALAM.
- KEMUDIAN PINTU TERHEMPAS KELUARLAH PAIJAH DALAM RAMBUT KUSUT MASAI. HAMPIR MENABRAK TUKANG PIJAT. TANGIS PAIJAH TERDEKAM KE DADANYA. BERHENTI IA MENANGIS DARI TEMPAT KELAM ITU. LAMBAT IA BERJALAN MENUJU TUKANG PIJAT, SETENGAH BERTERIAK.
- PAIJAH
- .......Pak! Anakku mati Pak!
- SITUA BELUM SEMPAT BERTANYA, PEREMPUAN ITU MELARIKAN DIRI KE ARAH MAT KONTAN TELAH MENGHILANG.
- Â Dalam penggalan teks ketiga ini menggambarkan suasana yang genting dan sedih, karena anak Paijah meninggal lantaran sakit yang tak kunjung diperiksakan.
jadi kesimpulan dari drama yang berjudul "Malam Jahanam" dalam drama tersebut banyak sekali menggunakan intonasi tekanan dinamik dan tekanan nada, karena dalam pementasan drama tersebut banyak dialog yang menggiring untuk emosional. Sedangkan suasana dalam drama tersebut banyak suasana yang genting dan sedih karena masalah dan dialog mereka menimbulkan suasana tersebut terjadi.
Seperti yang sudah kita lihat, bahwa pemain terkadang terlihat bingung atas adegan yang mereka bawakan atau mencoba mengingat dialog mereka. Namun hal itu, tidak begitu terlihat karena mereka melakukan improvisasi dengan baik. Demikianlah analisis yang bisa saya lakukan untuk memenuhi tugas stilistika dan drama sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H