Sistem ini memberikan rasa keadilan yang lebih besar, terutama bagi pelaku usaha kecil. Mereka tidak perlu khawatir tercekik oleh bunga yang terus berjalan meskipun usaha mereka mengalami kerugian. Pendekatan ini menunjukkan komitmen bisnis syariah dalam mendukung kesejahteraan bersama.
4. Terkesan Bersih
Bisnis syariah sering kali dipandang lebih "bersih" dan terpercaya. Dalam dunia branding, citra ini sangat penting. Konsumen cenderung lebih percaya pada bisnis yang transparan dan memiliki nilai-nilai yang jelas.
Sebagai contoh, sebuah brand mengeluarkan produk pasta gigi herbal berbahan dasar siwak. Produk ini tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan, tetapi juga membawa pesan nilai Islami yang kuat.
Siwak adalah kayu atau ranting pohon arak yang digunakan untuk menyikat gigi. Dalam Islam, bersiwak merupakan sunnah muakkadah, yaitu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan secara rutin. Dengan menonjolkan narasi siwak, produk tersebut otomatis mendapatkan kepercayaan dari konsumen yang peduli pada prinsip-prinsip syar'i.
Mereka adalah Segmen Loyal
Segmen bisnis syariah di Indonesia terbilang cukup besar. Selain karena mayoritas masyarakatnya beragama Islam, kesadaran tentang hidup syar'i juga mulai tumbuh dan relatif tinggi.
Fenomena itu tidak lepas dari tren hijrah para public figure yang kemudian mendorong masyarakat untuk mengaplikasikan nilai-nilai syariah tidak hanya dalam aspek ibadah, tetapi juga dalam aspek ekonomi.
Bahkan, beberapa pelaku bisnis menyebut segmen ini cukup solid. Konsumen di segmen syariah dikenal loyal dan memiliki kepercayaan tinggi terhadap produk atau layanan berbasis syariah.
Hal ini didukung oleh riset yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih percaya pada bisnis yang berlandaskan nilai agama, karena dianggap lebih aman dan menjunjung nilai spiritual.
Selain itu, potensi pasar ini semakin menjanjikan karena melibatkan berbagai sektor, mulai dari keuangan, fesyen, hingga properti.