Mohon tunggu...
pangeran toba hasibuan
pangeran toba hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - jadilah seperti akar meski tidak terlihat, tetap tulus menguatkan batang dan menghidupi daun, bunga atau buah termasuk dirinya sendiri

Bukan apa yang kita dapatkan, tapi menjadi siapakah kita, apa yang kita kontribusikan, itulah yang memberi arti bagi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Test Skolastik, Seleksi Masuk PTN 2023

5 Januari 2023   09:01 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kuliah di Perguran Tinggi Negeri (PTN) merupakan idaman hampir semua orang tua terhadap anaknya di Indonesia. Biaya kuliah yang relatif murah dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta dan banyak perusahaan (korporasi) maupun instansi yang lebih memprioritaskan lulusan dari PTN sebagai karyawan karena dinilai lebih berkualitas adalah alasan utama PTN dijadikan pilihan setelah lulus dari SMA / SMK sederajat. Selain itu anak yang kuliah di PTN juga akan membawa nama baik keluarga.

Animo masyarakat yang cukup tinggi dan keterbatasan kuota mengharuskan dilakukan seleksi guna mendapatkan calon mahasiswa yang dapat diterima. Pihak PTN  menerapkan standar (parameter) nilai tersendiri untuk dapat diterima pada  program studi (prodi) melalui  tes kemampuan akademik. Itu sebabnya siswa yang lolos seleksi masuk PTN dinilai memiliki kemampuan akademik yang baik karena sudah melewati seleksi dengan standar yang tinggi.

Selama ini materi pembelajaran sekolah yang lebih mengedepankan pemahaman siswa secara  teori akademik mengakibatkan  siswa lebih mengandalkan hapalan. Padahal dalam prakteknya tipe soal-soal yang diujikan pada seleksi masuk PTN berbeda dengan soal ujian yang diberikan selama belajar di bangku sekolah. Itu sebabnya sudah seperti 'keharusan' bagi siswa yang ingin masuk PTN perlu mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di luar jam pelajaran sekolah. 

Melalui lembaga bimbel siswa banyak mendapatkan latihan soal-soal yang biasa diujikan pada seleksi masuk PTN termasuk tips menjawab soal.

Kondisi tersebut menyuburkan tumbuhnya lembaga bimbel di luar sekolah yang bertujuan melatih dan membiasakan siswa mengenali dan belajar memecahkan soal-soal akademik yang biasa diujikan pada seleksi masuk PTN. Memang terbukti siswa yang masuk PTN sebagian besar adalah peserta yang mengikuti bimbel. Ini seperti kata pepatah mengatakan pasar jalan karena ditempuh, lancar kaji karena diulang.

Dalam konteks ini terkesan materi pembelajaran sekolah kurang memberikan porsi latihan dalam pemecahan soal-soal seleksi PTN sehingga peran tersebut diambil alih oleh lembaga bimbel.

Situasi seperti ini membuat lembaga bimbel berlomba-lomba mempromosikan bahwa merekalah yang terbaik karena banyak meloloskan siswa yang diterima masuk ke PTN melalui jalur tes. Semakin banyak siswa yang lolos PTN akan menaikkan pamor lembaga bimbel tersebut. Bahkan ada yang sampai memberikan garansi uang kembali jika siswa tidak masuk PTN. Akhirnya orang tua berusaha memasukkan anaknya ke lembaga bimbel meski meski biaya jauh lebih mahal dari uang sekolah yang dibayarkan demi anaknya bisa masuk PTN. Hal ini  mejadi salah satu faktor yang mengakibatkan biaya pendidikan menjadi mahal.

Sudah menjadi jamak diketahui kurikulum pendidikan nasional berganti hampir setiap era pergantian menteri pendidikan. Terkesan kita tidak memiliki peta jalan (road map) arah pendidikan nasional, 5, 10 atau bahkan 20 tahun ke depan. Ujung-ujungnya  orang tua juga yang menanggung dampaknya, harus mengeluarkan anggaran pembelian buku mata pelajaran. Sebab buku pelajaran abang (kakak) sudah tidak bisa digunakan oleh si adik karena materinya sudah berbeda. Di sisi lain, sistem seleksi masuk PTN tidak berubah, tetap menggunakan materi tes potensi akademik.

Memang pemerintah memberikan bantuan melalui dana BOS untuk pengadaan buku mata pelajaran wajib tetapi bagi sebagian sekolah (swasta) buku yang bersumber dari dana BOS tidak digunakan, siswa tetap harus membeli buku penerbit lain yang sudah ditetapkan pihak sekolah. Ini salah satu yang menyebabkan biaya pendidikan kita menjadi mahal.

Saat ini kita memiliki menteri pendidikan yang baru, sosok muda yang berlatar belakang pelaku bisnis, kreatif dan memiliki pandangan jauh ke depan dengan gagasan merubah 'wajah' pendidikan nasional menuju era baru dengan konsep berbasis kolaborasi. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah meluncurkan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) yang mulai berlaku pada tahun ajaran 2022/2023 bagi siswa kelas X untuk tingkat SMA / SMK sederajat. Sedangkan bagi siswa kelas XI dan XII masih mengikuti kurikulum yang lama.

Kurikulum ini sangat berbeda dengan kurikulum yang sebelumya. Pada KMB tidak ada lagi penjurusan IPA/IPS/Bahasa, siswa bebas memilih mata pelajaran yang diminati. KMB bertujuan meningkatkan akselerasi kualitas pembelajaran siswa dan ini merupakan terobosan bagi sistem pendidikan nasional mengingat skor Programme for International Student Assessment (PISA) kita masih rendah dalam kurun 10 -- 15 tahun terakhir.

Seiring dengan mulai diberlakukannya KMB pada jenjang menengah atas (SMA), seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri (SNPMB) 2023  pun mengalami perubahan yang sangat mendasar.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pada 2023 seleksi masuk PTN tetap melalui tiga jalur seleksi  yaitu: berdasarkan prestasi yang diikuti siswa kelas XII SMA/SMK sederajat lulusan 2023; seleksi nasional berbasis tes dan jalur mandiri yang dilaksanakan masing-masing PTN.

Perubahan mendasar yang membedakan dengan seleksi masuk PTN melalui jalur tes selama ini adalah, pada tahun 2023 nanti materi ujian seleksi tidak lagi menyajikan dalam bentuk tes potensi akademik melainkan dalam bentuk tes skolastik, literasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta numerasi. Disamping itu tidak ada lagi program studi (prodi) berdasarkan kelompok ujian saintek (IPA), soshum (IPS) atau campuran. Artinya, siswa bebas memilih jurusan prodi di PTN sesuai minatnya (diijinkan lintas ilmu) dengan catatan siswa mampu mengikuti perkuliahan sesuai prodi yang dipilih.

Pada satu sisi, perubahan tes potensi akademik menjadi tes skolastik yang akan dilakukan pada 2023 akan menimbulkan potensi persoalan baru.

Persoalannya begini, KMB mulai diberlakukan pada TA 2022/2023 artinya, untuk tingkat SMA / SMK sederajat yang mengalami adalah siswa kelas X sekarang. Sedangkan siswa kelas XII sekarang masih mengikuti kurikulum 2013 (kurikulum yang lama). Dengan demikian proses belajar mengajar yang diikuti kelas XII selama ini masih dengan pola pengetahuan akademik dan menggunakan jalur jurusan IPA dan IPS. Tetapi dengan perubahan ini maka saat mengikuti seleksi masuk PTN 2023 nanti mereka harus ikut tes dengan pola skolastik karena tidak ada lagi tes potensi akademik.

Perlu diketahui, siswa kelas XII sekarang selama hampir dua tahun sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran secara tatap muka langsung karena diakibatkan pandemi Covid-19 pembelajaran harus melalui daring (on line). Artinya sejak kelas X dan XI mereka mengikuti pelajaran dari rumah. Mereka mulai mengikuti pelajaran secara tatap muka pada kelas XI semester kedua. Hampir semua sependapat bahwa kualitas pembelajaran tatap muka langsung pasti lebih baik dibandingkan pembelajaran lewat daring (on line). Dapat dikatakan bahwa siswa kelas XII sekarang adalah merupakan produk pembelajaran masa pandemi Covid-19.

Dengan perubahan tes seleksi masuk PTN ini mengakibatkan tidak sedikit orang tua siswa kelas XII sekarang yang menginginkan anaknya masuk PTN khawatir dengan seleksi masuk PTN yang akan diberlakukan mulai 2023 nanti.

Seperti penjelasan yang disampaikan kementerian pendidikan bahwa soal-soal tes skolastik lebih mengedepankan penalaran, numerik dan literasi sangat berbeda dengan soal tes akademik yang selama ini dipelajari siswa di sekolah maupun di bimbel. Para guru kelas XII sekarang pun banyak yang belum siap (bingung) dengan perubahan ini, bagaimana harus mensiasati guna memberikan pembekalan bagi siswa dalam mengikuti seleksi masuk PTN nanti karena pada 2023 (semester enam) mereka juga masih harus menyelesaikan pembelajaran kurikulum yang sekarang yaitu, ujian akhir sekolah.

Apalagi pemberitahuan perubahan ini baru disampaikan kepada siswa kelas XII menjelang akhir semester ganjil 2022, sangat mendadak. Sementara seleksi masuk PTN dimulai Maret 2023. Tentu persiapan siswa maupun pihak sekolah menjadi sangat minim.

Dengan demikian sangat terbatas waktu yang ada bagi guru dan siswa guna mempelajari dan memahami tipe-tipe soal skolastik ini.

Jika guru belum siap, bagaimana dengan siswa? tentu semakin bingung. Terlebih lagi orang tua yang sudah mengeluarkan biaya mahal untuk biaya bimbel anaknya. Bisa dibayangkan pembelajaran selama hampir 3 tahun yang diikuti tidak digunakan pada tes seleksi masuk PTN karena materi seleksi sudah berubah. Lagi-lagi orang tua dan murid yang dirugikan.

 Ini belum lagi persoalan kompetesi dalam pemilihan prodi nanti, dimana tidak ada lagi pembedaan jurusan IPA dan IPS (padahal tahun ini siswa kelas XII masih dibedakan jurusan). Pada seleksi PTN 2023 nanti semua siswa bebas memilih prodi yang diminati. Siswa jurusan IPS ada kemungkinan bisa diterima pada prodi teknik sipil sepanjang dia bisa lolos pada tes skolastik. Sebaliknya siswa jurusan IPA ada kemungkinan bisa tidak lolos pada prodi hukum jika tidak lulus tes skolastik. Bisa dibayangkan bagaimana nanti saat mengikuti perkuliahan.

Pemberlakuan seleksi masuk PTN menggunakan tes skolastik (tanpa tes potensi akademik) dirasakan terlalu cepat untuk siswa kelas XII sekarang karena minim persiapan bagi guru, siswa maupun orang tua. Pemberlakuan tes seleksi masuk ini seyogyanya lebih tepat jika diberlakukan pada tahun ajaran 2024/2025, artinya dipersiapkan bagi siswa kelas X sekarang yang sudah menggunakan KMB. Sehingga mereka sudah lebih siap mengikuti seleksi dengan pola ini pada saat mereka sudah di kelas XII nanti pada tahun ajaran 2024/2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun