Jika skenario 1 tidak berjalan mulus, maka ini yang sulit, tapi bukannya tidak mungkin terjadi. Sebutlah ini skenario 2. Di saat-saat terakhir pendaftaran capres, maka bisa saja Nasdem menarik dukungannya terhadap Anies. Oh iya, sebelum skenario 2 ini, kayaknya ada skenario 1.1 (satu titik satu) dimana Nasdem membuka diri untuk partai lain bergabung mendukung Anies (termasuk PKS) tapi tetap menjaga kalau tanpa Nasdem, forum dukungan ini tidak dapat mencalonkan capres sendiri (batas elektoral). Tapi skenario 1.1 ini akan dijalankan Nasdem jika tampak tidak ada tanda-tanda perubahan untuk Anies. Politik identitas tetap melekat, dan kemampuan media SP tidak sanggup mengubah Anies sebagai figur yang nasionalis. Jadi boleh dibilang skenario 1.1 adalah langkah yang akan ditempuh Nasdem sebelum skenario 2 berjalan.
Jika skenario 2 berjalan, Nasdem menarik dukungan ke Anies. Partai yang tadinya seforum mendukung Anies akan kelabakan karena tidak bisa mencalonkan capres sendiri. Melanjutkan skenario 2, Nasdem akan bergabung ke capres yang didukung JKW. Dengan kekuatan media dan tentunya dukungan finansial yang kuat, dukungan Nasdem ke forum parpol yang mendukung calon yang didukung JKW tentu akan dipertimbangkan. Hasil akhir? Tentu saja calon yang didukung Nasdem akan menang, dan calon itu juga didukung oleh JKW.
Sudah dulu ya, namanya juga analisis ngaco. Hehe... pasti banyak yang mau komen, bagaimana peran JK? Bukannya SP lebih dekat ke JK? Belum lagi analisis dewan kolonel vs dewan kopral, bukannya JkW dukung Ganjar? Bisa juga sih. Tapi ya udahlah, itu kita bahas lain waktu.
Salam sehat dan tetap waras saja buat kita semua jelang pilkada dan pilpres nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H