Mohon tunggu...
Pangat Muji
Pangat Muji Mohon Tunggu... -

Mendidik generasi masa depan agar selalu ingat Moral, Tanggungjawab, Kontribusi kepada Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kompasiana = Embrio RI Negara Maju ke-4

7 September 2010   00:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:24 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

RI akan menjadi negara ke-4 termakmur di dunia ! Ini bukan mimpi siang bolong. Tetapi adalah prediksi seorang ahli ekonomi AS. Bahkan Jepang akan melorot ke urutan ke 7. Akan tercapai dalam kurun 20 - 30 tahun ke depan. Bagaimana mungkin ?

Mari kita simak logikanya, harap-harap cemas ini akan menjadi kenyataan:

1. Mental anti korupsi yang membesar.

Setelah dihajar habis-habisan oleh rezim SBY yang lebay pada korupsi di segala bidang, janji anti-korupsi tetapi dilanggar sendiri berkali-kali oleh rezim SBY (yang membuatnya dikenang sebagai Presiden yang adaptif terhadap korupsi, Presiden yang besannya koruptor dan diberi remisi olehnya). Setelah dihajar dan dikibuli habis-habisan oleh parlemen produk partai melalui berbagai Pemilu yang sangat korup. Maka semua itu menjadi pupuk yang menyuburkan mental anti korupsi di kalangan rakyat. Saat ini pun di berbagai media, kecuali TV One dan berbagai media milik anak-anak pak Harto, selalu disuarakan hal anti korupsi.

Korupsi ke titik nol akan membuat negeri kita bisa kaya mendadak. Pemasukan pajak yang luarbiasa karena keluasan wilayah (dengan Pajak Bumi dan Bangunan) dan jumlah penduduk, adalah kekuatan dahsyat yang bisa mendadak melambungkan kekayaan negeri kita ke nomor 4 dunia.

Mungkin di Kompasiana ini suara anti korupsi sangat sering terdengar, karena mobilitas dan banyaknya artikel yang masuk.

2. Kekayaan Alam Permukaan dan Perut Bumi, Permukaan dan Dasar Laut nan Melimpah akan kembali ke pengelolaan dan pemanfaatan sepenuhnya oleh anak negeri.

Tinggal menunggu waktu, saatnya anak negeri memegang kendali, dan mereka berani menegosiasi ulang atau bahkan mengusir kepentingan kapitalis asing yang berindikasi mengeksploitasi dan membodohi melalui berbagai intrik politik tingkat tinggi.

Saat itu kemakmuran negeri, dengan ridho Tuhan,  seolah seperti membalik tangan. Tuhan pasti akan tertawa lebar jika kita akhirnya bisa mencapai kemakmuran itu. Tidak sia-sia capek-capek menciptakan bumi Indonesia nan kaya dan indah. Mungkin saking senangnya Tuhan akan membebaskan kita agar tidak usah buang-buang segala energi kita untuk ziarah ke tempat-tempat suci di negara-negara lain. Sudah lulus !

Mengingat berbagai rezim kecuali Gus Dur telah tunduk dalam penyanderaan penguasaan sumber alam oleh kapitalis multinasional asal AS. Tak terkecuali rezim SBY yang terlihat dan diduga sangat-sangat tersandera oleh mereka demi popularitas citra semu pemerintahan bahkan juga dalam mayoritas parlemen melalui sepakterjang Partai Demokrat.

Rezim SBY telah membanjiri negeri dengan impor segala barang bahkan garam dapur ! Menjamurnya pompa bensin multinasional di mana-mana adalah tanda tunduknya rezim ini atas invasi modal asing yang semakin menyedot sumber ekonomi bahkan sumber alam negeri sendiri untuk dijual mahal di negeri sendiri, keuntungan dilarikan ke negeri asal mereka.

Tahu dan sadarkah kita bahwa BBM produk Shell, MobilOil, Petronas, dll, minyak mentahnya dari mana ? Dari perut bumi Indonesia sendiri. Ini hanyalah satu contoh. Bolehlah rezim SBY berkilah bahwa Pertamina yang korup bak gajah bengkak dan soal subsidi BBM akan memberatkan APBN dsb, tapi itu hanyalah alasan sok pintar. Yang benar adalah demi kepentingan kantong pribadi dan kelompok kepentingan mereka dan parpolnya, sangat berjangka pendek dan bernalar sempit, bukan demi rakyat, apalagi demi jangka panjang kelangsungan negeri. Soal BBM, apa susahnya dana APBN untuk bikin sebanyak mungkin fasilitas pemurnian BBM, maka selesailah urusan subsidi dan segala ekploitasi asing! Sekali lagi demi aji mumpung, persetan rakyat dan masa depan kalian!

Kompasiana cukup sering menyuarakan hal ini, yang bisa dipakai sebagai modal untuk mensosialisasikan ke depan dalam berbagai forum.

3. Logika sehat rakyat mulai disosialisasikan melalui Rumah Sehat Kompasiana.

Logika sehat yang bisa menomorsatukan Kemanusiaan di atas segala pernak-pernik tradisi, ritual, dan logika sempit keagamaan, kelompok eksklusif.  Bhinneka Tunggal Ika tidak lagi diteriak-teriakkan oleh mereka yang khawatir, tetapi telah terjadi di sekitar kita dengan penuh ketulusan.

Yang ini perlu dukungan dari semua penghuni Kompasiana untuk perlahan tapi pasti bak bola salju untuk terus menerus melakukan kegiatan yang mengarah ke sana.

Bukan tidak mungkin Kompasiana di masa depan bisa duduk bersama dengan para pembuat Undang-Undang. Merevisi segala UU yang tidak masuk akal, ketinggalan jaman, dsb. Membuat yang baru, yang lebih baik.

Bukan tidak mungkin Kompasiana bisa mengirim wakil-wakilnya menjadi anggota DPR. membuat DPR lebih sehat dan berlogika serta anti korupsi.

Jangan heran nantinya akan banyak TKM (Tenaga Kerja Malaysia) di negeri kita.  Jumlahnya juga jutaan. Tetapi dasar orang Indonesia, kita tetap akan baik dan menyambut mereka dengan tangan terbuka. Tidak akan ada pukul memukuli mereka, tidak ada pembunuhan TKMalaysia, PDRI (Polisi DiRepublik Indonesia) pasti bersikap manis pada para TKM. Tidak ada pemotongan upah dengan dalih macam-macam, karena makmurnya kita. Mereka curi-curi ikan, kita kasih saja toh nelayan Malaysia penghasilannya tidak seberapa.

Ada yang mau nambahi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun