Mohon tunggu...
Pandu Widarwoko
Pandu Widarwoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas

Dikit-dikit lama kelamaan menjadi bukit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harimau Jawa dalam Lindungan Spiritual

29 September 2024   22:40 Diperbarui: 29 September 2024   23:22 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita seputar kemunculan Harimau Jawa selalu menjadi topik hangat masyarakat, terutama bagi pecinta alam. Harimau Jawa kerap menjadi perdebatan di media, sebab punahnya dianggap memiliki tanda tanya. Punahnya Harja berawal dari perburuan oleh masyarakat pada masa lampau. 

Masa itu makhluk berciri motif loreng itu disebut sebagai hama oleh masyarakat masa itu. Selain itu menyempitnya hutan karena pembukaan lahan satu dari beberapa sebab. Beberapa tahun ini simpang siur kemunculan Harimau Jawa membuat heboh jagat maya. Paling heboh kejadian di Sukabumi 2019 silam yang dapat dibuktikan melalui publikasi jurnal ilmiah oleh lembaga riset BRIN pada Maret 2024. Ditemukan sehelai rambut oleh warga yang melintas setelah berjumpa dengan sang raja rimba tersebut di Surade Sukabumi. Hampir 5 tahun BRIN baru dapat memberikan penyataan resminya terkait rambut tersebut, yang benar adanya milik Panthera Tigris Sondaica. 

Masyarakat Jawa memiliki beberapa sebutan terkait binatang buas dengan berbagai sebutan Macan Gembong, Macan Loreng, Simbah, dan Macan Gede. Masyarakat Jawa terutama kalangan terdahulu mengaitkan sang Harimau sebagai simbah/danyang/penunggu. Jawa yang identik dengan kehidupan mistis menyebabkan masyarakat menghormati keberadaannya dan rela menjaga jarak daripada memburunya. Beragam mitos Harimau yang pernah ada di Jawa. 

1. Harimau Jawa Pencuri Mayat. Mitos ini menjadi cerita rakyat pinggiran hutan Pacitan, Wonogiri bahkan Gunungkidul bagian selatan. Seorang kerabat dari Gunungkidul pernah bercerita terkait mitos ini. Bahwa Harimau mencuri mayat memang benar adanya beberapa waktu silam, akan tetapi tidak berani memastikan apakah makhluk itu nyata atau makhluk halus. 

"Iya memang ada kalau ada yang meninggal harus dijaga 7 hari oleh keluarga atau membayar orang". Kata Eni

Harimau ini menurut warga sekitar muncul ketika malam. Bahkan warga yang menjaga makam harus menyalakan senter, obor atau bara api di sekitaran makam. Bertujuan agar Harimau tidak berani datang. 

"Mboten ngertos niku Macan tenan nopo demit, tekane saking pundi nggih mboten mangertos". Sambung Eni. 

2. Maung Prabu Siliwangi Bagi orang Sunda terutama di Jawa Barat tidak akan asing dengan sebutan Siliwangi. Seorang raja kerajaan Siliwangi yang dikenal memiliki peliharaan yaitu Harimau. Merujuk berbagai sumber, Harimau oleh masyarakat Jawa Barat dan Banten memiliki julukan Maung, Lodaya, dan Karuhun. Mereka percaya bahwa Maung adalah jelmaan Prabu Siliwangi sehingga warga memilih untuk menghindar. 

Dilansir pada sumber media detik.com bahwa sejumlah kelompok peneliti dari Mapala Langlangbuana Bandung melakukan riset di salah satu hutan Gunung Purba Sunda. Mereka berhasil menemukan salah satu spesies yang dikultuskan oleh masyarakat sebagai leluhur mereka. Setelah 10 hari dalam hutan dengan didukung teknologi kamera jebak para peneliti berhasil menangkap video Macan Kumbang. 

"Senang banget penantian panjang, sebelumnya masyarakat mengetahui dan meyakini bahwa makhluk tersebut adalah mitos". Ujar salah satu mahasiswa

Entah benar atau tidak, dengan kepercayaan spiritual yang kental akan melindungi keberadaan Harimau Jawa. Mungkin benar Harimau Jawa sebenarnya masih ada hanya saja jumlahnya sangat terbatas. Merujuk Harimau pencuri mayat yang terjadi pada beberapa waktu silam di sekitaran Gunungkidul mungkin saja peristiwa tersebut benar terjadi. Biangnya adalah benar Harimau sebab terbatasnya mangsa. Terlebih pemberitaan Harimau pemakan mayat itu terjadi di Pacitan, Wonogiri dan Gunungkidul. 3 Kabupaten ini saling terhubung dari Gunungkidul ke arah timur. 

Perlu diketahui Harimau adalah karnivora yang memiliki jangkauan yang sangat luas. Kenapa dicari tidak ketemu? jawabannya simpel mereka berpindah-pindah dan pandai bersembunyi dengan hobi berjalan-jalan jauhnya. 3 kabupaten itu memiliki banyak goa dan ratusan hutan bukit. Keberadaan ekosistem tertinggi yaitu Harimau akan memberikan keseimbangan populasi hutan. Jika ekosistem hutan terjaga hama tanaman seperti Babi Hutan akan terkontol. 

Seperti di India contohnya, beberapa tahun lalu Harimau Bengala India mengalami penurunan yg signifikan. Lalu pemerintah setempat segera melakukan pembukaan penangkaran dan taman nasional baru. Hasilnya positif Harimau di India kini telah lepas dari pencatutan label punah. 

Diharapkan kehadiran sosok berpengalaman pada bidang konservasionis yang saat ini kerap muncul di Youtube dapat memberikan pengetahuan terkait pentingnya ekosistem lingkungan hutan yang terjaga. 

Salam lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun