" Saya inginnya kan punya anak yang sempurna, malah dapat yang tida normal. Ya sudah saya
perlakukan sesuai keinginan saya saja"(IK, 30 tahun)
Â
"Apa gunanya anak yang mengalami kelainan fisik....dirawat seperti apapun hasilnya tetap saja kan, tidak ada gunanya". (IO, 27 tahun)
Â
"Ini anak pembawa sial saja, umur hampir dua tahun masih tidak bisa apa-apa....tidak seperti teman seumurannya". (QW, 27 tahun)
Â
"Anak saya cacat, menurut keluarga saya tidak berguna.... Jadi ya mau gimana lagi, kami kurang menyukainya". (RT, 32 tahun)
Â
Mempunyai anak dengan berkebutuhan khusus atau fisik yang tidak normal merupakan salah satu sumber stres dan akan menjadi beban untuk orang tua baik secara fisik maupun mental. Pada penelitian ini, mayoritas orang tua tidak bisa menerima keterbatasan atau ketidaksempurnaan fisik dari anak mereka, sehingga merasa tidak senang, malu dan cenderung memperlakukan anak sesuai dengan keinginan orang tua. Orang tua juga sering mengungkapkan kekesalan dan ketidakpuasan mereka terhadap fisik yang dimiliki anak. nak dengan kebutuhan khusus adalah sumber stres atau masalah anggota keluarga dikarenakan beban yang diterima orang tua memunculkan reaksi emosional didalam diri dan keluarganya sendiri (Rachmawati & Masykur, 2017). Dari uraian tersebut maka diperlukan pengasuhan anak berkebutuhan khusus yang sesuaiÂ
dengan tujuan mengembangkan atau meningkatkan kemampuan anak yang dilandasi dengan rasa kasih sayang, selain itu juga diperlukan penerimaan diri oleh orang tua yang dipengaruhi oleh faktor dukungan sosial yaitu keluarga dan lingkungan sehingga mampu mendorong orang tua untuk memahami keadaan anak dan mengasuh anak berkebutuhan khusus dengan penanganan yang tepat. Orang tua juga harus bertanggung jawab atas kehadiran anak berkebutuhan khusus sehingga merencanakan masa depan anak.