Namun, saya kemudian teringat akan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
"Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama melainkan dia akan dikalahkan oleh agama itu sendiri." (HR. Muslim)
Hadis ini mengingatkan saya bahwa perbedaan dalam hal cabang (furu') adalah bagian dari keragaman Islam yang indah. Saya belajar untuk menghormati kebiasaan mereka dan menjalankan ibadah dengan penuh toleransi.
4. Belajar dari Perbedaan Pemahaman Agama
Dalam komunitas pengajian, saya pernah bertemu dengan orang-orang yang memiliki pemahaman agama berbeda dari yang saya anut. Ada yang lebih konservatif, ada juga yang lebih moderat. Awalnya, saya merasa sulit untuk menerima sudut pandang mereka. Namun, seorang ustaz dalam pengajian itu mengingatkan tentang pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah.
Beliau mengutip hadis Rasulullah SAW:
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Janganlah ia menzhalimi dan mengabaikannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan ini mendorong saya untuk lebih terbuka. Alih-alih berdebat, saya mulai mendengarkan dan mencari titik temu. Hasilnya, saya menemukan bahwa meskipun berbeda dalam cara pandang, niat kami sama: mendekatkan diri kepada Allah.
Penutup
Pengalaman-pengalaman di atas menunjukkan bahwa perbedaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk melihat perbedaan sebagai rahmat, bukan ancaman. Melalui sikap saling menghormati dan toleransi, kita bisa menjadikan perbedaan sebagai sumber kekuatan dan kebijaksanaan.
Semoga kita semua senantiasa diberi hati yang lapang untuk menerima perbedaan dan menjadikannya jalan menuju kedewasaan spiritual dan sosial.