Mohon tunggu...
Pandita AthallahHerdian
Pandita AthallahHerdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bulan Ramadhan dan Keajaiban Kebaikan

2 Desember 2024   22:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:13 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Fajar mulai merekah, membelah keheningan subuh di Kampung Lembah Hijau. Aisyah, seorang remaja berusia 16 tahun, tengah bersiap menjalani hari pertama Ramadhan. Bagi Aisyah, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri. Ia teringat sebuah hadis Nabi Muhammad SAW:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi pegangan Aisyah untuk menjadikan Ramadhan tahun ini lebih bermakna.

Pertemuan di Pasar

Hari itu, Aisyah pergi ke pasar untuk membantu ibunya membeli kebutuhan buka puasa. Di tengah keramaian, ia melihat seorang nenek tua yang duduk di sudut pasar dengan mata nanar. Di hadapannya hanya ada beberapa ikat sayur layu yang belum terjual. Hati Aisyah tergerak.

Ia mendekati nenek itu dan bertanya, "Nek, berapa harga sayurnya?"

"Seikhlasnya, Nak. Nenek hanya ingin membawa pulang sedikit uang untuk sahur nanti," jawab sang nenek dengan suara bergetar.

Aisyah membuka dompet kecilnya. Isinya hanya ada sepuluh ribu rupiah, cukup untuk membeli kurma yang ia incar sejak tadi. Namun, ia ingat sebuah hadis lain:

"Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan." (HR. Tirmidzi)

Dengan mantap, ia menyerahkan uang itu kepada nenek dan berkata, "Ini untuk nenek. Semoga berkah, ya."

Nenek itu tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Terima kasih, Nak. Semoga Allah membalas kebaikanmu."

Cobaan di Sekolah

Di sekolah, Aisyah menghadapi cobaan lain. Teman-temannya yang tidak berpuasa terus menggoda. Mereka sengaja makan di depan Aisyah dan teman-teman yang berpuasa.

"Ah, puasa itu hanya bikin lemas. Lagipula, siapa yang tahu kalau kita batal?" ejek salah satu temannya.

Aisyah tetap diam. Ia ingat pesan Rasulullah SAW:
"Apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan janganlah berbuat jahil. Jika seseorang mencacinya, hendaklah ia mengatakan: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan sabar, Aisyah menjawab, "Aku sedang berpuasa. Lebih baik aku fokus pada ibadah daripada memikirkan hal yang tidak penting."

Sikap tenang Aisyah membuat teman-temannya terdiam. Beberapa dari mereka bahkan mulai merasa malu dan meminta maaf.

Keajaiban Malam Ramadhan

Malam itu, Aisyah memutuskan untuk ikut tarawih di masjid bersama keluarganya. Di masjid, ia mendengar ceramah yang menyentuh hati. Ustaz mengingatkan tentang malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Sambil berdoa setelah tarawih, Aisyah bertekad untuk memanfaatkan setiap malam di bulan Ramadhan ini dengan beribadah. Ia percaya, seperti yang dijanjikan dalam hadis, setiap amal kebaikan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya.

Hari Raya yang Penuh Syukur

Ramadhan berlalu dengan cepat. Ketika Idul fitri tiba, Aisyah merasakan kedamaian yang luar biasa. Selama sebulan penuh, ia tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga belajar bersabar, berbagi, dan memperbaiki diri.

Di hari raya, Aisyah kembali ke pasar untuk menemui nenek tua itu. Ia membawa bingkisan kecil berisi makanan dan pakaian baru. Ketika bertemu, sang nenek memeluk Aisyah dengan haru.

"Nak, kebaikanmu di hari itu mengubah hidup nenek. Sejak itu, nenek berusaha lebih giat dan sekarang sudah bisa berjualan dengan lebih baik," kata nenek itu dengan senyuman hangat.

Aisyah tersenyum. Ia sadar bahwa setiap perbuatan baik, sekecil apa pun, akan membawa dampak besar, terutama di bulan suci ini.

Penutup
Cerita Aisyah mengajarkan kita bahwa Ramadhan adalah bulan penuh keajaiban. Sebagaimana hadis Nabi SAW mengingatkan, setiap amal kebaikan di bulan ini adalah bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah. Dengan menyikapi Ramadhan dengan penuh keimanan dan ketulusan, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga hati yang lebih lapang dan jiwa yang lebih bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun