Cobaan di Sekolah
Di sekolah, Aisyah menghadapi cobaan lain. Teman-temannya yang tidak berpuasa terus menggoda. Mereka sengaja makan di depan Aisyah dan teman-teman yang berpuasa.
"Ah, puasa itu hanya bikin lemas. Lagipula, siapa yang tahu kalau kita batal?" ejek salah satu temannya.
Aisyah tetap diam. Ia ingat pesan Rasulullah SAW:
"Apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan janganlah berbuat jahil. Jika seseorang mencacinya, hendaklah ia mengatakan: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan sabar, Aisyah menjawab, "Aku sedang berpuasa. Lebih baik aku fokus pada ibadah daripada memikirkan hal yang tidak penting."
Sikap tenang Aisyah membuat teman-temannya terdiam. Beberapa dari mereka bahkan mulai merasa malu dan meminta maaf.
Keajaiban Malam Ramadhan
Malam itu, Aisyah memutuskan untuk ikut tarawih di masjid bersama keluarganya. Di masjid, ia mendengar ceramah yang menyentuh hati. Ustaz mengingatkan tentang malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Sambil berdoa setelah tarawih, Aisyah bertekad untuk memanfaatkan setiap malam di bulan Ramadhan ini dengan beribadah. Ia percaya, seperti yang dijanjikan dalam hadis, setiap amal kebaikan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya.
Hari Raya yang Penuh Syukur
Ramadhan berlalu dengan cepat. Ketika Idul fitri tiba, Aisyah merasakan kedamaian yang luar biasa. Selama sebulan penuh, ia tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga belajar bersabar, berbagi, dan memperbaiki diri.