Mohon tunggu...
pandir cinta
pandir cinta Mohon Tunggu... -

Lahir, besar, mungkin mati di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kata Matanya yang Kupercaya

21 Oktober 2011   11:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:40 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matanya tertawa. "Cobalah."

Tak dapat lagi berpanjang mataku berbicara dengan mata bulat pangeran itu karena orang tuanya keburu menariknya dengan ketakutan seolah-olah aku akan mengunyahnya hidup-hidup.

Sambil terseret meninggalkanku, sekilas mata itu menoleh dan berkata, "nikmati sakit itu.  Pilu yang menusuk kalbu namun tak akan pernah membuat jemu.  Sakit itu bisa kau nikmati hingga maut menjemputmu."

Termangu.

Dan aku mencoba untuk menikmati sakit itu.  Matanya membuatku percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun